38 Oxley Road: Rumah Bersejarah atau Warisan yang Tidak Memberatkan?




Di sebuah sudut jalan yang tenang di Orchard Road yang ramai, berdiri sebuah bungalow putih yang memiliki banyak sejarah. 38 Oxley Road, bekas kediaman mendiang Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, telah menjadi pusat perdebatan sengit antara pemerintah dan keluarganya selama bertahun-tahun.
Pemerintah Singapura baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah 38 Oxley Road layak dilestarikan. Keputusan ini muncul setelah Lee Hsien Yang, putra Lee Kuan Yew, mengajukan izin untuk menghancurkan rumah tersebut.
Penghancuran 38 Oxley Road merupakan isu yang kompleks dan sensitif. Bagi sebagian orang, ini adalah simbol warisan sejarah Singapura, pengingat akan perjuangan negara kita menuju kemerdekaan. Yang lain melihatnya sebagai bangunan tua yang tidak lagi layak dan hanya mengambil lahan yang berharga.
Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan nasib 38 Oxley Road. Pertama, ada masalah signifikansi sejarah. Rumah tersebut merupakan tempat Lee Kuan Yew dan keluarganya tinggal selama lebih dari 70 tahun. Di sinilah ia menulis beberapa pidato terpentingnya dan menjadi tuan rumah banyak pertemuan politik.
Kedua, ada masalah arsitektur. 38 Oxley Road adalah contoh arsitektur kolonial Singapura. Rumah dua lantai ini memiliki beranda dan taman yang luas. Ini adalah contoh langka dari jenis bangunan ini yang masih berdiri di Singapura.
Ketiga, ada masalah nilai sentimental. 38 Oxley Road adalah rumah keluarga bagi Lee Kuan Yew dan keluarganya. Bagi banyak orang Singapura, ini adalah pengingat akan kepemimpinannya dan kontribusinya terhadap negara.
Namun, ada juga argumen yang menentang pelestarian 38 Oxley Road. Beberapa orang berpendapat bahwa bangunan tersebut sudah tua dan tidak lagi layak untuk ditempati. Mereka juga berpendapat bahwa ini hanya akan mengambil lahan yang berharga yang bisa digunakan untuk keperluan lain.
Yang lain berpendapat bahwa pelestarian 38 Oxley Road akan membebani anggaran pemerintah. Mereka berpendapat bahwa uang tersebut dapat digunakan dengan lebih baik untuk hal-hal lain, seperti layanan sosial atau pendidikan.
Pemerintah Singapura mengatakan akan melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah 38 Oxley Road layak dilestarikan. Studi ini akan mencakup penilaian signifikansi sejarah, arsitektur, dan nilai sentimental rumah tersebut. Studi ini juga akan mempertimbangkan biaya pelestarian rumah tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat.
Keputusan apakah akan mempertahankan atau menghancurkan 38 Oxley Road pada akhirnya akan menjadi keputusan sulit. Ada argumen yang kuat di kedua sisi masalah ini. Pemerintah harus mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebelum mengambil keputusan.