Hari ini, kita mengenang peristiwa tragis yang mengubah jalan sejarah dunia: serangan 9/11. Dua dekade telah berlalu, namun luka dan kesedihan yang ditimbulkan oleh serangan tersebut masih belum hilang dari ingatan kita.
Pada pagi yang cerah di 11 September 2001, teroris membajak empat pesawat penumpang dan menerbangkannya ke target-target penting di Amerika Serikat. Dua pesawat menabrak Menara Kembar World Trade Center di New York City, satu pesawat menabrak Pentagon di Washington D.C., dan satu lagi jatuh di Shanksville, Pennsylvania setelah penumpang dan awak berusaha untuk merebut kembali kendali pesawat.
Serangan-serangan tersebut mengorbankan nyawa hampir 3.000 orang dari berbagai lapisan masyarakat. Korban termasuk petugas pemadam kebakaran, petugas polisi, pekerja kantoran, dan orang-orang yang tidak bersalah yang kebetulan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.
Dunia terguncang oleh kengerian serangan tersebut. Gambar-gambar menara kembar yang runtuh dan asap hitam membubung ke langit menjadi simbol tragedi yang tak terbayangkan. Serangan tersebut memicu perang melawan terorisme dan membentuk kembali politik luar negeri dan kebijakan keamanan global.
Namun, di tengah kesedihan dan kehilangan, ada juga kisah-kisah kepahlawanan dan ketahanan. Petugas pemadam kebakaran, polisi, dan pekerja medis mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan orang lain. Warga sipil berbondong-bondong membantu korban yang selamat dan memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampak.
Dua dekade kemudian, kita masih bergumul dengan warisan 9/11. Serangan tersebut telah membentuk dunia kita dalam banyak hal, dan masih banyak pelajaran yang bisa kita petik dari tragedi ini. Kita harus terus mengingat para korban dan mengabadikan ingatan mereka dengan menghormati dan berbelas kasih.
Semoga kita semua mengambil pelajaran dari peristiwa 9/11 dan bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih damai dan aman bagi semua.