Abdul Mu'ti: Pelopor Moderasi Beragama di Indonesia




Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. adalah seorang cendekiawan Muslim yang sangat dihormati di Indonesia. Sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ia telah memainkan peran penting dalam mempromosikan moderasi beragama dan toleransi di negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia.
Lahir di Yogyakarta pada tahun 1968, Mu'ti memperoleh gelar doktor di bidang pendidikan Islam dari Flinders University, Australia. Ia kemudian menjadi dosen di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, di mana ia menjadi guru besar.
Selain karyanya di Muhammadiyah, Mu'ti juga aktif di berbagai organisasi antaragama nasional dan internasional. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya (PUSHAM) Universitas Gadjah Mada dan sebagai anggota Komisi Antaragama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam tulisannya dan ceramahnya, Mu'ti secara konsisten menyerukan toleransi dan saling pengertian antarumat beragama. Ia berpendapat bahwa Islam adalah agama yang damai yang mengajarkan kasih sayang dan pengampunan. Ia juga mengkritik ekstremisme dan intoleransi dalam semua bentuknya.
"Islam adalah agama yang terbuka dan inklusif," kata Mu'ti dalam sebuah wawancara. "Kita harus menghormati agama lain dan kepercayaan lainnya. Kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita kepada orang lain."
Komitmen Mu'ti terhadap moderasi beragama telah mendapat pengakuan secara luas. Pada tahun 2017, ia menerima Penghargaan Internasional untuk Promosi Toleransi dan Perdamaian dari UNESCO. Ia juga dipercaya untuk memimpin Forum Lintas Agama G20, yang bertujuan untuk membangun dialog dan kerjasama antarumat beragama.
"Prof. Mu'ti adalah seorang pemimpin agama yang luar biasa," kata mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. "Dia telah memberikan kontribusi yang besar bagi promosi moderasi beragama di Indonesia."
Dalam karyanya, Mu'ti tidak hanya membahas masalah agama tetapi juga isu-isu sosial dan politik yang lebih luas. Ia mengadvokasi keadilan sosial, pendidikan berkualitas, dan pemberdayaan masyarakat.
"Agama harus menjadi kekuatan untuk kebaikan di dunia," kata Mu'ti. "Itu harus digunakan untuk mempromosikan perdamaian, harmoni, dan kemakmuran bagi semua."
Sebagai seorang cendekiawan dan pemimpin agama, Abdul Mu'ti telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di Indonesia dan di seluruh dunia. Kerjanya untuk mempromosikan moderasi beragama dan toleransi sangat penting di masa di mana ekstremisme dan intoleransi tampaknya semakin meningkat.