Aja




Aku terlahir cacat. Orang tuaku memberiku nama "Aja", yang berarti "bisa".

Sejak kecil, aku sering diejek karena keterbatasan fisikku. Tapi, aku tak pernah menyerah. Aku selalu berusaha membuktikan bahwa aku juga bisa melakukan apa yang orang lain lakukan.

Aku belajar berjalan dengan susah payah. Setiap langkah terasa sakit, tapi aku terus berlatih. Akhirnya, setelah bertahun-tahun, aku bisa berjalan sendiri.

Aku juga belajar menulis. Meskipun jariku tak sekuat orang lain, aku berlatih dengan tekun. Aku menulis surat untuk orang tuaku, bercerita tentang hari-hariku.

Kemudian, aku masuk sekolah. Awalnya, aku merasa takut. Tapi, teman-temanku menyambutku dengan baik. Mereka tak peduli dengan keterbatasan fisikku.

Aku belajar dengan giat. Aku ingin menunjukkan bahwa aku juga bisa berprestasi. Aku belajar sains, matematika, dan sastra. Aku juga ikut klub olahraga.

Tahun demi tahun berlalu, aku semakin percaya diri. Aku tak lagi merasa minder dengan keterbatasan fisikku. Aku tahu, aku juga bisa menjalani hidup yang penuh warna.

Aku lulus sekolah dengan nilai yang baik. Aku melanjutkan kuliah di jurusan yang aku sukai. Aku ingin menjadi seorang guru.

Sekarang, aku sudah menjadi seorang guru. Aku mengajar di sebuah sekolah dasar. Aku senang berbagi ilmu dengan murid-muridku.

Aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Aku ingin menginspirasi orang lain untuk selalu berusaha, apapun kondisinya.

Aku adalah Aja. Aku bisa. Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan.