Amri Che Mat, Pahlawan Melayu Yang Dilupakan




Di tengah arus kemerdekaan yang deras, nama Amri Che Mat mungkin terbenam dalam lipatan sejarah. Namun, kisah perjuangannya melawan penjajah Inggris patut kita kenang sebagai bukti keberanian dan semangat juang rakyat Melayu.

Amri lahir pada tahun 1917 di Kampung Paya Keladi, Terengganu. Sejak muda, ia memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Ketika pendudukan Jepang, Amri bergabung dengan pasukan PETA (Pembela Tanah Air) dan berlatih perang gerilya.

Pertempuran di Jerteh

Setelah Jepang menyerah, perjuangan Amri berlanjut melawan Inggris. Pada tahun 1946, terjadi pertempuran sengit di Jerteh, Terengganu. Amri memimpin pasukan gerilya melawan pasukan Inggris yang superior. Dalam pertempuran itu, Amri menunjukkan kecakapan militernya dan keberaniannya yang luar biasa.

Namun, kekuatan Inggris yang besar memaksa pasukan Amri mundur. Amri sendiri terluka parah dan terpaksa dirawat di hutan. Meski terluka, semangat juangnya tidak pernah padam. Ia terus berjuang sampai pasukan Inggris akhirnya meninggalkan Tanah Melayu pada tahun 1957.

Setelah merdeka, Amri tidak menuntut apa pun. Ia kembali ke kampung halamannya dan menjalani hidup sebagai petani sederhana. Jasa-jasanya selama perjuangan kemerdekaan seolah terlupakan.

Pengorbanan Amri untuk Tanah Air

Amri Che Mat adalah epitome perjuangan rakyat Melayu melawan penjajah. Ia mengorbankan nyawa, darah, dan masa mudanya untuk kemerdekaan bangsa. Jasanya patut kita hargai dan kenang sepanjang masa.

Belajar dari Sejarah

Kisah Amri Che Mat mengajarkan kita banyak hal. Ia adalah bukti bahwa perjuangan kemerdekaan membutuhkan keberanian, pengorbanan, dan persatuan. Kita harus belajar dari sejarah agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu.

Hari ini, ketika kita menikmati kemerdekaan, mari kita ingat jasa-jasa para pahlawan seperti Amri Che Mat. Mereka adalah orang-orang yang berjuang dengan gigih untuk membebaskan kita dari penjajahan. Mari kita hargai kemerdekaan kita dan berjuang untuk menjaga keutuhan bangsa.

Merdeka! Merdeka! Merdeka!