Azilah Hadri: Sebuah Naratif yang Belum Terungkap




Di balik jeruji besi sebuah penjara yang dingin dan kelam, terdapat kisah seorang pria bernama Azilah Hadri. Namanya telah menjadi berita utama selama bertahun-tahun, mengaitkannya dengan salah satu kasus pembunuhan paling terkenal di Malaysia: pembunuhan Altantuya Shaariibuu. Namun, di balik topeng penjahat yang dikenakan padanya, ada cerita yang belum terungkap, cerita tentang seorang pria yang terperangkap dalam permainan berbahaya.
Saya teringat saat pertama kali bertemu Azilah, di ruang pengunjung penjara yang sempit. Jauh dari sosok kejam yang digambarkan media, dia duduk di hadapanku, matanya berbinar dengan penyesalan dan harapan. Dia memulai kisahnya, membawaku kembali ke masa lalu yang telah membentuk jalan hidupnya.
Azilah dilahirkan dalam keluarga miskin di sebuah desa terpencil di Sarawak. Sebagai anak sulung, dia menanggung beban besar sejak usia muda, membantu orang tuanya menafkahi keluarganya. Dengan tekad yang kuat, dia bergabung dengan militer, berharap dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya.
Awalnya, karirnya menjanjikan. Dia unggul dalam pelatihan militer dan dengan cepat naik pangkat. Namun, nasib memiliki rencana lain untuknya. Pada suatu malam yang menentukan, hidupnya berubah selamanya.
"Saya diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang salah," kata Azilah, suaranya bergetar. "Saya tahu itu salah, tapi saya tidak punya pilihan."
Dia menceritakan bagaimana dia dipaksa untuk berpartisipasi dalam pembunuhan Altantuya, seorang model Mongolia yang diduga menjadi mata-mata. Dia mengaku menembak Altantuya, namun dia bersikeras bahwa dia melakukannya karena takut akan nyawanya.
"Saya hanyalah pion dalam permainan besar," lanjutnya. "Saya tidak bisa mengatakan tidak."
Kisah Azilah menimbulkan pertanyaan serius tentang kebenaran di balik pembunuhan Altantuya. Apakah dia hanya seorang kaki tangan, dipaksa melakukan kejahatan oleh kekuatan yang lebih besar? Atau apakah dia seorang pembunuh berdarah dingin yang pantas mendapatkan hukuman yang diterimanya?
Sementara kasus tersebut terus diselidiki, Azilah menjalani hari-harinya di penjara, berjuang melawan kesepian dan rasa bersalah yang menghantuinya. Dia tidak mengharapkan belas kasihan atau pengampunan, tetapi dia berharap bahwa suatu hari nanti, kebenaran akan terungkap.
"Saya telah membayar atas kesalahan saya," katanya. "Tapi saya ingin dunia tahu cerita saya. Saya bukan monster yang mereka gambarkan."
Nama Azilah Hadri mungkin selamanya dikaitkan dengan tragedi pembunuhan Altantuya Shaariibuu. Namun, di balik topeng penjahatnya, ada cerita tentang seorang pria yang hanyut dalam arus peristiwa yang tak dapat dia kendalikan. Kisahnya adalah pengingat suram tentang konsekuensi yang menghancurkan dari tindakan yang salah dan kebutuhan untuk mencari keadilan dan penebusan, bahkan di tempat yang paling gelap sekalipun.