Perjalanan politik Netanyahu berliku-liku dan penuh dengan intrik. Lahir di Yerusalem dari orang tua imigran Polandia, dia bergabung dengan militer Israel pada usia 18 tahun. Setelah bertugas di unit elit, dia terjun ke dunia politik pada awal 1980-an. Dia dengan cepat naik pangkat, menjabat sebagai menteri luar negeri pada tahun 1996 dan menjadi perdana menteri untuk pertama kalinya pada tahun 1996-1999.
Masa jabatan Netanyahu sebagai perdana menteri ditandai dengan perpaduan keberhasilan dan kegagalan. Dia dipuji karena kemampuannya dalam negosiasi dan upayanya memperkuat hubungan Israel dengan negara-negara di seluruh dunia. Namun, dia juga dikritik karena kebijakannya yang keras terhadap Palestina dan penanganannya terhadap protes sosial.
Setelah kekalahannya pada tahun 2021, Netanyahu mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan berjanji untuk kembali. Pada tahun 2022, dia memimpin koalisi partai-partai sayap kanan dan agama dalam pemilu, memenangkan mayoritas di Knesset. Dan sekarang, dia siap untuk membentuk pemerintahan baru dan mengarahkan Israel menghadapi tantangan di masa depan.
Masa depan Israel terletak di tangan Benjamin Netanyahu sekali lagi. Apakah dia akan mampu menyatukan negara, mempromosikan perdamaian, dan memimpin Israel menuju masa depan yang lebih cerah? Hanya waktu yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Yang jelas, kembalinya Netanyahu ke panggung politik Israel adalah peristiwa penting yang akan membentuk masa depan negara tersebut selama bertahun-tahun yang akan datang.
"Saya kembali untuk melayani negara saya," kata Netanyahu dalam pidato kemenangannya. "Saya kembali untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua warga Israel."
Apakah dia akan memenuhi janjinya atau tidak, hanya waktu yang dapat menjawabnya. Tapi satu hal yang pasti: Benjamin Netanyahu kembali, dan Israel tidak akan pernah sama lagi.