Benny Laos




Kisah Sang Penantang yang Tak Gentar

Dalam dunia politik, nama Benny Laos menjelma menjadi sosok yang tak asing lagi. Politisi kelahiran 8 Agustus 1972 ini telah menorehkan jejak panjang dalam kancah perpolitikan Maluku Utara.

Perjalanan Politik yang Berliku

Benny Laos mengawali kiprah politiknya sebagai anggota DPRD Kota Ternate pada tahun 2009. Kariernya menanjak dengan cepat, hingga ia terpilih sebagai Bupati Pulau Morotai pada tahun 2017. Di bawah kepemimpinannya, Morotai mengalami kemajuan pesat, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun perekonomian.

Ambisi Sang Penantang

Namun, Benny Laos tidak puas hanya menjadi Bupati Morotai. Ia memiliki ambisi yang lebih besar untuk membawa Maluku Utara ke arah yang lebih baik. Pada tahun 2018, ia memutuskan untuk maju sebagai calon gubernur Maluku Utara berpasangan dengan Sabrin Sehe.

Perjalanan Benny Laos sebagai penantang tentu tidak mudah. Ia menghadapi rintangan-rintangan yang cukup berat, termasuk persaingan sengit dengan petahana.

Tragedi Speedboat

Puncak dari tantangan ini terjadi pada 12 Oktober 2024, saat speedboat yang ditumpangi Benny Laos dan tim kampanyenya meledak di Pelabuhan Bobong, Pulau Taliabu. Insiden tragis ini merenggut nyawa Benny Laos, mengakhiri perjalanan politiknya secara mendadak.

Wafatnya Benny Laos meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Maluku Utara. Ia dikenang sebagai seorang pemimpin yang visioner, pekerja keras, dan selalu memperjuangkan kepentingan rakyat.

Warisan Sang Penantang

Meskipun Benny Laos telah tiada, semangatnya akan terus menginspirasi generasi mendatang. Warisannya sebagai seorang penantang yang tak gentar akan selalu dikenang dalam sejarah Maluku Utara.

Benny Laos telah mengajarkan kita bahwa setiap orang, betapapun kecilnya, dapat membuat perbedaan dalam masyarakat. Dengan keberanian, kerja keras, dan hati yang tulus, kita semua dapat menjadi penantang perubahan yang lebih baik.