CEO Intel, Pat Gelsinger, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di industri teknologi. Kepemimpinannya di perusahaan raksasa chip tersebut telah menuai berbagai respons, mulai dari pujian hingga kritik.
Pat Gelsinger dikenal sebagai sosok yang visioner dan ambisius. Dia memiliki rekam jejak yang terbukti dalam industri semikonduktor, setelah sebelumnya menjabat sebagai chief technology officer di Intel. Sejak menjabat sebagai CEO pada tahun 2021, dia telah memimpin perusahaan melalui periode transformasi yang signifikan.
Salah satu inisiatif besar yang dilakukan Gelsinger adalah "IDM 2.0", sebuah strategi untuk meningkatkan kapasitas manufaktur Intel dan mengurangi ketergantungannya pada pihak ketiga. Strategi ini telah mendapat reaksi beragam, dengan beberapa analis mempertanyakan kelayakannya. Namun, Gelsinger tetap yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk masa depan Intel.
Selain inisiatif teknologinya, Gelsinger juga telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keberagaman dan inklusi di Intel. Dia telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan jumlah perempuan dan minoritas dalam posisi kepemimpinan. Upaya ini telah mendapat pujian dari para pendukung keragaman, namun ada juga yang skeptis apakah hal itu dapat berhasil.
Kepemimpinan Gelsinger tidak terlepas dari kritik. Beberapa investor telah menyatakan keprihatinan tentang laba Intel yang lesu dan meningkatnya persaingan dari perusahaan seperti AMD dan TSMC. Ada juga kekhawatiran tentang kemampuan Gelsinger untuk mengeksekusi strategi ambisiusnya. Namun, Gelsinger tetap membela rekam jejaknya dan menegaskan komitmennya terhadap keberhasilan Intel.
Masa depan Intel sangat bergantung pada kepemimpinan Pat Gelsinger. Dia adalah sosok yang kompleks dan kontroversial, tetapi dia juga memiliki visi yang jelas dan rekam jejak yang terbukti. Terserah waktu untuk membuktikan apakah dia dapat memimpin Intel ke era baru kesuksesan.