Sejak kecil, Sawitri sudah menunjukkan jiwa patriotik yang kuat. Ia sering ikut ayahnya menghadiri acara-acara resmi yang diadakan oleh pemerintah Belanda. Di sana, ia melihat sendiri bagaimana penjajah memperlakukan rakyat Indonesia dengan kejam.
Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan mengusir penjajah Belanda. Sawitri pun bergabung dengan pasukan gerilya yang dipimpin oleh suaminya, Raden Mas Soeprapto.
Tahun 1945, Indonesia merdeka. Namun, perjuangan Sawitri belum berakhir.
Tahun 1946, Belanda kembali ke Indonesia dan berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia. Sawitri pun kembali angkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan negaranya.
Setelah Indonesia merdeka, Sawitri terus aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Ia mendirikan beberapa organisasi perempuan dan menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Barat.
Cok Sawitri meninggal dunia pada 30 September 1985 di usia 72 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Nama Cok Sawitri akan selalu dikenang sebagai salah satu pahlawan wanita Indonesia yang berjuang dengan gagah berani untuk mempertahankan kemerdekaan negaranya.
Kisah perjuangannya menginspirasi kita semua untuk selalu berjuang mempertahankan apa yang kita miliki, dan untuk tidak pernah menyerah pada penindasan.