DHL




Pernahkah kalian mengalami hari yang buruk? Hari di mana semuanya serasa salah? Aku pernah mengalaminya baru-baru ini.

Hari itu aku sedang terburu-buru untuk bekerja. Aku harus mengirim paket penting melalui DHL. Aku tiba di kantor DHL pukul 09.00 tepat waktu, tetapi ternyata kantornya penuh sesak! Ada antrean panjang yang mengular di depan konter.

  • "Ya ampun," pikirku. "Aku akan terlambat kerja."
  • Aku menghela napas dan mengantre. Sambil mengantre, aku mulai merasa tidak enak badan. Kepalaku pusing, dan perutku mual.
  • Saat giliranku tiba, aku menyerahkan paketku kepada petugas. Dia menimbangnya dan berkata, "Biayanya Rp 150.000."
  • "Hah?" seruku. "Kok mahal banget?"

Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. Biaya pengiriman paketku hampir sama dengan gajiku sehari! Aku keberatan, tetapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus mengirim paket itu.

Aku membayar biaya pengiriman dan mengambil tanda terima. Saat aku berbalik untuk pergi, aku tersandung dan paketku jatuh ke lantai. Isinya berhamburan ke mana-mana!

  • "Aduh!" teriakku.
  • Aku berlutut dan mulai mengumpulkan barang-barangku. Aku sangat malu. Semua orang di antrean menatapku.

Akhirnya aku berhasil mengumpulkan semua barangku. Aku memasukkannya kembali ke dalam paket dan bergegas keluar dari kantor DHL. Aku terlambat kerja, tapi untungnya bosku mengerti situasiku.

Sejak kejadian itu, aku jadi lebih berhati-hati saat mengirim paket melalui DHL. Aku selalu memastikan untuk datang lebih awal dan membawa uang tunai lebih banyak untuk biaya pengiriman. Aku juga selalu mengemas barang-barangku dengan baik agar tidak jatuh.

Pelajaran yang kupetik dari pengalaman ini adalah, jangan pernah menyerah, meskipun kita mengalami hari yang buruk. Selalu ada harapan, dan kita harus terus maju. Aku juga belajar untuk lebih bersabar dan berhati-hati dalam segala hal yang kita lakukan.