Saat itu, dunia bisnis energi tengah bergolak. Harga minyak terus meroket, memicu krisis global. Di tengah situasi yang penuh tantangan ini, seorang sosok perempuan bernama Karen Agustiawan berdiri di pucuk pimpinan Pertamina, perusahaan energi terbesar di Indonesia.
Karen Agustiawan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 1961. Masa kecilnya dihabiskan di lingkungan akademis, di mana kedua orang tuanya adalah dosen di Universitas Padjajaran. Sejak kecil, Karen dikenal sebagai anak yang cerdas dan tekun.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan predikat cum laude, Karen melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Ia meraih gelar Master of Science di bidang Teknik Kimia dari University of Kentucky dan gelar Doktor di bidang Teknik Kimia dari University of California, Berkeley.
Karier Karen di Pertamina dimulai pada tahun 1989. Ia mengawali kiprahnya sebagai peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Minyak dan Gas Bumi (PPPMGB) Lemigas. Berkat kerja keras dan dedikasinya, ia terus menapaki tangga karier hingga akhirnya dipercaya menjadi Direktur Utama Pertamina pada tahun 2009.
Kepemimpinan Karen di Pertamina mendapat pujian dari berbagai pihak. Di bawah kepemimpinannya, Pertamina mengalami pertumbuhan yang signifikan. Ia juga berhasil memodernisasi perusahaan dan meningkatkan transparansi di tubuh Pertamina.
Namun, perjalanan Karen sebagai Dirut Pertamina tidak selalu mulus. Ia juga menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga minyak dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Karen adalah skandal distribusi bahan bakar bersubsidi. Pada tahun 2013, Pertamina diduga melakukan penyelewengan distribusi bahan bakar bersubsidi yang merugikan negara triliunan rupiah.
Karen dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Ia membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas kasus ini. Hasilnya, ditemukan adanya oknum pegawai Pertamina yang terlibat dalam penyelewengan tersebut.
Karen tidak segan-segan memecat oknum-oknum yang terbukti bersalah. Ia juga memperbaiki sistem distribusi bahan bakar bersubsidi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Pada tahun 2014, Karen memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Dirut Pertamina. Ia merasa sudah waktunya bagi orang lain untuk memimpin perusahaan tersebut.
Karen Agustiawan merupakan sosok pemimpin perempuan yang menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia telah membuktikan bahwa perempuan mampu mencapai posisi puncak di dunia bisnis, bahkan di sektor energi yang didominasi oleh laki-laki.
Kisah sukses dan tantangan yang dihadapi Karen Agustiawan sebagai Dirut Pertamina dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya kerja keras, integritas, dan keberanian dalam menghadapi segala rintangan.
Semoga kisah Karen Agustiawan dapat menginspirasi kita untuk terus berusaha meraih kesuksesan, tidak peduli seberapa besar tantangan yang kita hadapi.