Edy Rahmayadi, dari Lapangan Hijau ke Pendopo Gubernuran




Edy Rahmayadi, seorang legenda sepakbola Indonesia yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, memiliki perjalanan hidup yang penuh warna. Dari lapangan hijau hingga pendopo gubernur, kariernya diwarnai pengalaman-pengalaman yang menarik.
Masa Muda dan Karier Sepakbola
Edy lahir pada 28 April 1961 di Pematangsiantar, Sumatera Utara. Sejak kecil, ia sudah memperlihatkan bakat sepakbolanya yang luar biasa. Bakat tersebut mengantarkannya bergabung dengan PSMS Medan junior pada tahun 1979.
"Saya ingat betul, waktu itu saya masih kelas 3 SMA. Saya iseng ikut seleksi PSMS Medan junior. Eh, ternyata lolos," kenang Edy sambil tertawa.
Setelah lulus SMA, Edy melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) sambil bermain untuk tim sepakbola UI. Di bawah bimbingan pelatih legendaris Sinyo Aliandoe, Edy berkembang menjadi pemain yang komplet. Ia piawai bermain sebagai bek maupun gelandang.
Puncak karier sepakbolanya dicapai ketika ia memperkuat timnas Indonesia pada periode 1984-1991. Bersama timnas, Edy berlaga di berbagai turnamen internasional, termasuk Piala Asia dan Piala Dunia 1986.
Dari Lapangan Hijau ke Pendopo Gubernuran
Setelah pensiun dari sepakbola, Edy terjun ke dunia politik. Pada tahun 2018, ia terpilih menjadi Gubernur Sumatera Utara. Ia pun membawa pengalamannya di lapangan hijau ke dalam dunia pemerintahan.
"Menjadi gubernur itu seperti menjadi kapten tim. Kita harus bisa memimpin, memotivasi, dan mengarahkan semua anggota tim untuk mencapai tujuan bersama," ujar Edy.
Sebagai gubernur, Edy dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan merakyat. Ia sering turun langsung ke lapangan untuk mendengar aspirasi masyarakat. Tak jarang, ia juga memakai sepatu bola ketika beraktivitas.
"Sepatu bola itu sudah menjadi bagian dari diri saya. Itu mengingatkan saya pada masa-masa indah di lapangan hijau. Dan saya rasa, prinsip-prinsip dalam sepakbola juga bisa diterapkan dalam pemerintahan," katanya.
Prestasi dan Kontroversi
Selama menjadi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi telah menorehkan beberapa prestasi. Di antaranya adalah keberhasilannya dalam menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan investasi. Namun, ia juga tidak luput dari kontroversi.
Salah satu kontroversi yang paling terkenal adalah pernyataannya yang melarang wanita berjilbab masuk ke gedung pemerintahan. Pernyataan tersebut menuai banyak kecaman dari berbagai kalangan. Edy kemudian meminta maaf atas pernyataannya tersebut.
Tokoh Inspiratif
Terlepas dari kontroversi tersebut, Edy Rahmayadi tetap menjadi tokoh inspiratif bagi banyak orang. Perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, setiap orang bisa meraih kesuksesan.
"Saya selalu percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Kalau kita punya kemauan yang kuat, kita pasti bisa menggapai cita-cita kita," pesan Edy.