Di bawah asuhan pelatih Wim De Decker, Dender tampil menggebrak. Mereka mengandalkan gaya bermain menyerang dan semangat juang tinggi. Hasilnya, Dender menjuarai divisi dua pada musim 2016/2017 dan promosi ke divisi satu kali pertama dalam sejarah.
Petualangan Dender di divisi satu berjalan cukup mulus. Mereka menempati posisi papan tengah dan bahkan sempat menjadi kuda hitam dalam beberapa laga. Sayangnya, pada musim 2019/2020, mereka harus terdegradasi kembali ke divisi dua.
Namun, Dender tidak menyerah. Mereka mengganti pelatih dan memboyong sejumlah pemain baru yang berpengalaman. Langkah ini terbukti jitu. Pada musim 2021/2022, Dender kembali promosi ke divisi satu sebagai juara divisi dua.
Kembalinya Dender ke divisi satu disambut dengan antusiasme. Mereka dikenal sebagai tim yang atraktif dan menghibur. Beberapa pemain Dender, seperti Robbie Savage dan Bart Goor, bahkan pernah memperkuat tim nasional.
Salah satu momen paling berkesan dalam sejarah Dender adalah saat mereka menumbangkan tim raksasa Club Brugge dalam ajang Piala Belgia pada tahun 2019. Kemenangan tersebut membuktikan bahwa Dender adalah tim yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Keberhasilan Dender tidak hanya di atas lapangan. Mereka juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial. Klub ini memiliki program CSR yang membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu dan mengkampanyekan hidup sehat.
Kisah FCV Dender adalah bukti bahwa dalam dunia sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin. Dengan semangat pantang menyerah dan kerja keras, tim kecil pun bisa meraih kesuksesan. Dender adalah inspirasi bagi semua tim sepak bola yang berjuang untuk meraih mimpi.
Catatan Editor: FCV Dender adalah salah satu tim favorit saya. Saya selalu terkesan dengan semangat dan daya juang mereka. Saya berharap suatu hari mereka bisa kembali berlaga di divisi utama dan bahkan lebih tinggi lagi.