Lebaran sudah usai, saatnya kembali ke rutinitas. Bagi yang mudik ke luar kota, tentu harus bersiap menghadapi kemacetan arus balik. Salah satu upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan ini adalah dengan menerapkan sistem ganjil-genap di beberapa ruas tol.
Sistem ini mengharuskan kendaraan yang melintas di ruas tol tertentu sesuai dengan tanggal terakhir pelat nomornya. Misalnya, pada tanggal ganjil, hanya kendaraan dengan pelat nomor ganjil yang boleh melintas, begitu pula sebaliknya.
Meski tujuannya baik, namun sistem ganjil-genap ini tentu punya sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, sistem ini terbukti ampuh dalam mengurangi kemacetan. Dengan membagi kendaraan menjadi dua kelompok, jumlah kendaraan yang melintas di tol pada waktu yang sama menjadi berkurang.
Sisi negatifnya, sistem ganjil-genap bisa memberatkan masyarakat tertentu. Misalnya, mereka yang bekerja di luar kota dan harus masuk kerja sesuai jadwal, tapi kendaraannya tidak sesuai dengan tanggal penerapan ganjil-genap. Atau, masyarakat yang harus mengantar anggota keluarganya yang sakit ke rumah sakit, namun tidak bisa melintas karena pelat nomor kendaraannya tidak sesuai.
Melihat sisi negatif tersebut, pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa pengecualian dalam penerapan sistem ganjil-genap. Misalnya:
Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan adanya sosialisasi yang baik tentang sistem ganjil-genap ini, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Pada akhirnya, sistem ganjil-genap adalah salah satu upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan arus balik. Meski punya sisi positif dan negatif, sistem ini perlu diterapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Sebagai masyarakat, kita harus mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan. Namun, kita juga perlu mengkritisi jika ada aturan yang merugikan masyarakat tertentu. Dengan bekerja sama, kita bisa menemukan solusi yang terbaik.