Gunung Ruang Meletus: Saksi Bisu Peringatan Alam
Oleh Ratih Puspita
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, kita kerap lupa akan kekuatan alam yang tak tertandingi. Baru-baru ini, Gunung Ruang, sebuah gunung yang tenang di Jawa Timur, mengaumkan peringatan keras, mengingatkan kita akan kekuatan primordial bumi.
Saya berdiri di kejauhan, terpesona oleh pemandangan yang dramatis. Gumpalan asap hitam tebal membubung ke langit, menari-nari tertiup angin seperti makhluk hidup. Pijaran api yang mengerikan mengoyak awan kelabu, menerangi malam yang kelam dengan cahaya yang menakutkan.
Gunung Ruang, yang dulu menawan dengan lereng hijaunya, kini telah berubah menjadi raksasa yang kejam. Aliran lahar yang membara menuruni sisinya, menyapu semua yang dilewatinya. Batuan besar berjatuhan dari langit, menghancurkan rumah dan mengubur segala sesuatu di bawahnya.
Di tengah kekacauan ini, kisah-kisah keberanian dan kasih sayang manusia muncul ke permukaan. Petugas penyelamat bekerja tanpa lelah, menggali melalui puing-puing untuk menyelamatkan korban yang terkubur. Tetangga membantu tetangga, memberikan tempat berlindung dan dukungan bagi mereka yang kehilangan segalanya.
Dalam menghadapi kehancuran seperti itu, mudah untuk merasa kewalahan dan putus asa. Namun, letusan Gunung Ruang juga mengingatkan kita pada kekuatan ketahanan manusia. Ketika segala sesuatu tampak hilang, kita menemukan kekuatan untuk bangkit, membangun kembali, dan bertahan.
Saat saya menyaksikan Gunung Ruang memuntahkan amarahnya, saya tidak禁merasa takut atau ngeri. Sebaliknya, saya merasakan kagum dan hormat. Letusannya adalah pengingat keras akan keagungan alam, dan kerapuhan kita di hadapan kekuatannya yang tak terbendung.
Gunung Ruang adalah sebuah peringatan. Peringatan bahwa kita tidak boleh melupakan kekuatan bumi yang pernah melahirkan kita. Peringatan bahwa kita harus hidup selaras dengan alam, menghormati batas-batasnya dan menghargai keindahannya yang rapuh.
Saat kita bergulat dengan dampak letusan Gunung Ruang, mari kita ambil pelajaran dari kekuatan alam. Mari kita gunakan bencana ini sebagai kesempatan untuk merenungkan hubungan kita dengan bumi, dan membangun kembali hidup kita dengan cara yang lebih berkelanjutan dan harmonis.