Guru Sekumpul: Sosok Kharismatik yang Masih Dirindukan
Di sebuah desa kecil di pedalaman Kalimantan, hiduplah seorang ulama kharismatik yang namanya menggema seantero negeri. Dialah Muhammad Zaini Abdul Ghani, atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Guru Sekumpul".
Guru Sekumpul lahir pada tahun 1942 di sebuah keluarga sederhana. Sejak kecil, ia dikenal sebagai anak yang alim dan tekun belajar agama. Ketertarikannya pada ilmu agama tidak pernah padam, hingga ia memutuskan untuk menimba ilmu ke berbagai pesantren di pulau Jawa.
Tahun 1970 menjadi titik balik dalam kehidupan Guru Sekumpul. Saat itu, ia membangun sebuah langgar kecil di desanya. Langgar itulah yang kemudian menjadi pusat pengajian yang melahirkan ribuan ulama dan kiai. Pengajian Guru Sekumpul terkenal dengan keilmuannya yang mendalam dan penuh hikmah.
Bukan hanya ilmu agama, Guru Sekumpul juga mengajarkan murid-muridnya tentang akhlak mulia dan cinta tanah air. Ia selalu menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pengajiannya selalu dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai latar belakang, mulai dari petani hingga pejabat.
Kharisma Guru Sekumpul terpancar dari sosoknya yang sederhana dan rendah hati. Ia selalu ramah dan tidak pernah membedakan murid-muridnya. Bagi beliau, semua orang adalah sama di hadapan Allah.
Pada tahun 2005, Guru Sekumpul wafat dalam usia 63 tahun. Kematian beliau meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Ribuan orang dari seluruh penjuru negeri hadir di pemakamannya untuk memberikan penghormatan terakhir.
Meskipun Guru Sekumpul telah tiada, ajaran dan bimbingannya terus hidup di hati para muridnya. Pengajian beliau tetap dilanjutkan hingga saat ini dan masih menjadi sumber ilmu dan inspirasi bagi banyak orang.
Sosok Guru Sekumpul akan selalu dikenang sebagai ulama kharismatik yang telah berjasa besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Ia adalah panutan bagi umat, yang mengajarkan tentang nilai-nilai luhur agama dan pentingnya kebersamaan di atas perbedaan.