Hary Tanoesoedibjo: Dari Orde Baru hingga Era Reformasi
Hary Tanoesoedibjo, atau yang akrab disapa HT, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia. Perjalanan hidupnya yang penuh warna menjadi bukti kegigihan dan kemampuan adaptasinya yang luar biasa.
Masa Kecil: Tumbuh di Era Orde Baru
Hary Tanoesoedibjo lahir pada 26 September 1965, di Surabaya. Ia dibesarkan dalam keluarga sederhana, di mana ayahnya bekerja sebagai perawat dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Masa kecilnya dihabiskan dalam kesederhanaan dan didikan yang keras.
Awal Karier: Membangun Bisnis Media
Selepas SMA, HT melanjutkan pendidikannya di Kanada. Di sana, ia memperoleh gelar sarjana di bidang teknik sipil dan bisnis. Setelah lulus, ia kembali ke Indonesia dan memulai kariernya di dunia bisnis.
Pada tahun 1990, HT mendirikan PT Media Nusantara Citra (MNC), sebuah perusahaan media yang kemudian menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. MNC Group memiliki banyak bisnis, mulai dari televisi, radio, hingga media cetak.
Peran Politik: Berkecimpung di Era Reformasi
Selain bisnis, HT juga aktif di dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada tahun 2003 dan menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pada tahun 2015, HT mendirikan Partai Perindo. Partai ini mengusung platform nasionalis dan ekonomi kerakyatan.
Tokoh Kontroversial
Hary Tanoesoedibjo adalah sosok yang kontroversial. Ia kerap mendapat kritik karena keterlibatannya dalam bisnis media dan politik. Namun, HT tetap teguh pada pendiriannya dan terus memperjuangkan apa yang diyakininya.
Kehidupan Pribadi: Keluarga dan Hobi
HT menikah dengan Liliana Tanoesoedibjo dan dikaruniai lima anak. Ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan keluarganya.
Selain bisnis dan politik, HT juga memiliki hobi yang beragam. Ia gemar bermain golf, berkuda, dan membaca buku. Ia juga seorang kolektor seni dan memiliki galeri seni pribadi.
Dalam perjalanannya, Hary Tanoesoedibjo telah menunjukkan keuletan, visi bisnis yang tajam, dan keberanian politik. Ia telah menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di Indonesia, baik di era Orde Baru maupun Era Reformasi.