Pemilu telah usai. KPU telah mengumumkan hasil. Tapi, apakah hasil itu bisa dipercaya? Baru-baru ini, isu rekayasa hasil pemilu mencuat. Sejumlah pihak menduga ada kecurangan yang dilakukan KPU untuk memenangkan kandidat tertentu.
Dugaan tersebut bukan tanpa dasar. Sejak awal, memang ada banyak kejanggalan dalam proses pemilu ini. Misalnya, banyaknya daftar pemilih tetap (DPT) ganda. Ada juga pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, tapi bisa mencoblos. Belum lagi masalah logistik yang membuat banyak warga tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
Kejanggalan yang paling mencolok adalah soal penghitungan suara. Di banyak TPS, ditemukan selisih suara yang signifikan antara hasil penghitungan KPU dengan penghitungan saksi dari pihak pasangan calon. Bahkan, ada TPS yang selisih suaranya mencapai ratusan.
Selain dugaan kecurangan, ada juga dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam rekayasa hasil pemilu. Sejumlah anggota TNI dan Polri diduga terlibat dalam penggelembungan suara. Ada juga anggota aparat yang diduga melakukan intimidasi terhadap saksi dan pemilih.
Dugaan-dugaan tersebut tentu sangat mengkhawatirkan. Jika benar terjadi, maka pemilu kita telah dibajak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Demokrasi kita telah dicederai. Kita semua harus ikut mengawal dan mengawasi proses pemilu ini agar tidak terjadi kecurangan.
Pemilu adalah pesta demokrasi. Tapi, jika pemilu dicurangi, maka pesta itu akan berubah menjadi petaka. Mari kita pastikan bahwa pemilu kita berjalan jujur, adil, dan berintegritas.
Salam hormat,
Narator