Indonesia dan Myanmar adalah dua negara tetangga yang memiliki hubungan panjang dan kompleks. Kedua negara memiliki sejarah, budaya, dan bahasa yang berbeda, namun keduanya telah bekerja sama dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, pariwisata, dan keamanan.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Indonesia dan Myanmar telah membaik secara signifikan. Kedua negara telah menandatangani sejumlah perjanjian kerja sama, termasuk perjanjian perdagangan bebas dan perjanjian ekstradisi.
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Myanmar, yang merupakan kunjungan pertama seorang presiden Indonesia ke Myanmar dalam lebih dari 20 tahun. Kunjungan ini menjadi tanda hubungan yang semakin dekat antara kedua negara.
Namun, masih ada beberapa tantangan dalam hubungan antara Indonesia dan Myanmar. Salah satu tantangan terbesar adalah masalah Rohingya. Rohingya adalah kelompok minoritas Muslim yang tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar. Mereka telah menghadapi diskriminasi dan kekerasan oleh pemerintah Myanmar.
Indonesia telah mengutuk kekerasan terhadap Rohingya dan menyerukan pemerintah Myanmar untuk menghormati hak asasi manusia mereka. Indonesia juga telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya yang mengungsi ke negara tersebut.
Selain masalah Rohingya, Indonesia dan Myanmar juga memiliki perbedaan pendapat mengenai sengketa perbatasan maritim. Kedua negara memiliki klaim yang tumpang tindih atas wilayah laut di Laut Andaman.
Kedua negara telah setuju untuk menyelesaikan sengketa tersebut secara damai, namun belum mencapai kesepakatan mengenai batas maritim mereka.
Secara keseluruhan, hubungan antara Indonesia dan Myanmar telah membaik secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan, termasuk masalah Rohingya dan sengketa maritim.