Saya sendiri pernah mengunjungi Irak pada tahun 2003, tak lama setelah invasi AS. Yang saya lihat adalah negara yang hancur, penduduknya dipenuhi rasa takut dan keputusasaan. Saya tidak akan pernah melupakan anak-anak yang bermain di antara puing-puing, atau para wanita yang berjuang untuk mencari makanan bagi keluarga mereka.
Namun, terlepas dari semua kesulitan yang telah mereka alami, rakyat Irak adalah orang-orang yang kuat dan tangguh. Mereka telah menunjukkan semangat pantang menyerah yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan. Saya terinspirasi oleh ketabahan dan harapan mereka.Salah satu tragedi terburuk yang menimpa Irak dalam beberapa tahun terakhir adalah perang saudara sektarian yang pecah pada tahun 2006. Perang ini menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi dari rumah mereka. Saya ingat pernah berbicara dengan seorang pria yang kehilangan seluruh keluarganya dalam pembantaian sektarian. Suaranya dipenuhi kesedihan dan amarah.
Dalam beberapa tahun terakhir, Irak juga dilanda kelompok teroris seperti ISIS. Kelompok ini melakukan kekejaman yang tak terhitung jumlahnya terhadap warga sipil Irak. Saya teringat sebuah laporan tentang seorang wanita yang diperkosa dan disiksa oleh anggota ISIS. Kisahnya adalah pengingat mengerikan tentang betapa kejamnya manusia bisa bersikap. Irak adalah negara yang kaya akan sejarah dan budaya. Ini adalah tempat kelahiran peradaban Mesopotamia, dan selama berabad-abad telah menjadi pusat perdagangan dan pertukaran ide. Namun, tahun-tahun terakhir ini Irak telah menjadi sinonim dengan kekerasan dan konflik.Rakyat Irak berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Mereka berhak mendapatkan negara yang damai dan makmur. Kita sebagai komunitas internasional memiliki kewajiban untuk membantu mereka mencapainya. Kita harus bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Irak dan warganya.