Jawi: Bahasa Jiwa Melayunya





Apa itu Jawi?

Jawi bukan sekadar tulisan, tapi juga jiwa Melayu. Ia adalah warisan agung yang telah menjadi wadah bagi ilmu, sastra, dan budaya selama berabad-abad. Jawi: Bahasa Jiwa Melayunya

Bahasa Jawi merupakan sistem tulisan yang diciptakan oleh ulama Melayu terdahulu. Sejak abad ke-15, ia digunakan untuk menulis kitab agama, hukum, hikayat, dan karya sastra.

Bukan sekadar tulisan, Jawi juga menjadi simbol identitas Melayu. Sebagaimana bahasa Melayu itu sendiri, Jawi telah menjadi penghubung antara sesama Melayu, menyatukan mereka dalam satu ikatan budaya dan sejarah.

Menelusuri Sejarah Jawi

Akar Jawi dapat ditelusuri pada huruf Arab yang dibawa oleh para pedagang dan ulama Arab ke Nusantara pada abad ke-13. Namun, huruf Arab tersebut dimodifikasi untuk disesuaikan dengan fonem bahasa Melayu, sehingga lahirlah huruf Jawi yang kita kenal sekarang.

Jawi: Wadah Ilmu dan Sastra

Dalam sepanjang sejarahnya, Jawi menjadi wadah bagi perkembangan ilmu dan sastra Melayu. Kitab-kitab agama, seperti terjemahan Al-Quran, menjadi sumber ilmu yang penting. Sementara itu, karya sastra, seperti Hikayat Hang Tuah dan Sulalatus Salatin, telah menjadi jalinan cerita yang mengabadikan sejarah dan budaya Melayu.

Menjaga Kelestarian Jawi

Di era modern, Jawi menghadapi tantangan untuk tetap lestari. Seiring dengan penggunaan bahasa Melayu Latin, penggunaan Jawi semakin berkurang. Padahal, Jawi adalah warisan tak ternilai yang harus kita jaga dan lestarikan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian Jawi. Pertama, kita dapat melestarikan penggunaan Jawi dalam tulisan-tulisan resmi, seperti akta kelahiran dan surat nikah. Kedua, kita dapat mempelajarinya di sekolah dan universitas. Ketiga, kita dapat mengapresiasi karya-karya yang ditulis dalam Jawi, seperti kitab agama, hikayat, dan sastra.

Menulis dalam Jawi bukan sekadar sebuah praktik tulisan, tapi juga bentuk penghargaan terhadap sejarah dan budaya Melayu. Dengan menulis dalam Jawi, kita melestarikan warisan nenek moyang kita dan memastikan bahwa generasi mendatang akan tetap mengenal keindahan dan kekayaan bahasa Melayu.