Jerome Boateng, nama yang pernah menggetarkan dunia sepak bola. Bek asal Jerman ini pernah menjadi pilar kokoh di lini belakang Bayern Munich, membantu raksasa Bavaria meraih sembilan gelar Bundesliga dan dua trofi Liga Champions.
Boateng memulai karir profesionalnya di Hertha Berlin pada tahun 2007. Dengan bakat alamiah dan kerja keras yang luar biasa, ia dengan cepat menarik perhatian klub-klub besar, termasuk Manchester City dan Barcelona. Namun, Bayern Munich-lah yang beruntung mendapatkan tanda tangannya pada tahun 2011.
Di Bayern, Boateng membentuk kemitraan tangguh dengan Mats Hummels dan David Alaba. Ketiganya menjadi trio bek yang ditakuti di seluruh Eropa. Boateng dengan kekuatan fisik, kecepatan, dan kecerdasannya menjadi batu karang di lini belakang.
Selama delapan tahun bersama Bayern, Boateng mengoleksi banyak trofi, termasuk dua gelar Liga Champions, sembilan gelar Bundesliga, lima gelar DFB-Pokal, dan satu Piala Super UEFA. Ia juga terpilih masuk dalam Tim Terbaik Bundesliga sebanyak tiga kali.
Kehidupan di luar lapangan Boateng diwarnai dengan kontroversi. Pada tahun 2018, ia dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga, meskipun tuduhan tersebut akhirnya dibatalkan. Skandal ini juga berdampak negatif pada performanya di lapangan.
Musim 2019/20 menjadi musim terakhir Boateng di Bayern. Ia semakin jarang dimainkan karena cedera dan masalah pribadi. Pada tahun 2021, ia hengkang ke Olympique Lyon, di mana ia mencoba bangkit kembali pada usia 33 tahun.
Meskipun memiliki karier yang luar biasa, Boateng kini tampaknya terlupakan. Ia tidak lagi mengenakan seragam Bayern yang ikonik, dan kontroversi di luar lapangan telah menodai reputasinya.
Tapi jangan salah, Jerome Boateng adalah legenda yang terlupakan. Ia adalah pemain kunci dalam era keemasan Bayern Munich, dan kontribusinya akan terus diingat oleh para penggemar sejati.