Pak Jusuf menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia, di mana ia belajar ilmu politik. Setelah lulus, ia melanjutkan studi di London School of Economics and Political Science. Sekembalinya ke Indonesia, ia memulai kariernya sebagai jurnalis untuk harian The Indonesian Times.
Selain sebagai jurnalis, Pak Jusuf juga seorang intelektual publik yang aktif. Ia menulis banyak buku dan artikel tentang Islam, demokrasi, dan politik Indonesia. Ia juga menjadi pendiri dan pemimpin Pusat Studi dan Informasi Strategis (CSIS), sebuah lembaga think-tank terkemuka di Indonesia.
Dalam pemikirannya, Pak Jusuf dikenal sebagai seorang muslim moderat. Ia percaya bahwa Islam dan demokrasi dapat berjalan beriringan. Ia juga seorang pendukung hak asasi manusia dan keadilan sosial. Pemikirannya telah banyak memengaruhi wacana publik di Indonesia, terutama dalam isu-isu terkait hubungan agama dan negara.
Selain pemikirannya, Pak Jusuf juga dikenal karena kepribadiannya yang hangat dan ramah. Ia selalu terbuka untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan siapa pun yang membutuhkan. Ia juga seorang humoris yang handal, sehingga membuat kehadirannya selalu menyenangkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Kepergian Pak Jusuf Wanandi merupakan kehilangan besar bagi Indonesia. Ia adalah seorang tokoh cendekiawan muslim yang telah memberikan sumbangsih besar bagi bangsa dan negara. Pemikiran dan teladannya akan terus dikenang dan menginspirasi generasi mendatang.