Setiap tahun, ketika Kamis Putih tiba, hati saya selalu diliputi rasa syukur dan kerendahan hati yang mendalam. Hari yang istimewa ini memperingati malam yang menggugah pikiran ketika Yesus Kristus memberikan perintah terakhirnya kepada murid-muridnya, sebuah perintah yang akan membentuk jalan hidup mereka dan semua orang yang mengikutinya untuk selamanya.
"Kasihilah satu sama lain, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu."
Kata-kata ini, yang diucapkan oleh Guru yang terkasih, adalah lebih dari sekadar perintah; itu adalah sebuah rahasia, rahasia yang mengungkap kedalaman cinta Allah bagi dunia dan kekuatan luar biasa yang dapat kita miliki ketika kita memilih untuk mengasihi orang lain seperti Dia mengasihi kita.
Namun, bagi saya, Kamis Putih bukan hanya tentang perintah yang diberikan oleh Yesus. Ini adalah tentang tindakan kasih yang nyata yang Dia lakukan malam itu—membasuh kaki murid-muridnya.
Bayangkan pemandangannya: Sang Guru Agung, yang memiliki kuasa atas alam semesta, membungkuk untuk membasuh kaki murid-muridnya yang berdebu. Tindakan kerendahan hati yang begitu ekstrem ini bukan hanya simbol pelayanan; itu adalah manifestasi sempurna dari cinta yang tidak mementingkan diri sendiri dan pengorbanan.
Ketika Yesus membasuh kaki Yudas, yang akan mengkhianatinya hanya beberapa jam kemudian, kita melihat bahwa kasih-Nya tidak mengenal batas. Bahkan terhadap mereka yang menolak Dia, Dia menawarkan pengampunan dan kasih karunia.
Dalam tindakan pembasuhan kaki, kita juga melihat cerminan dari pelayanan Yesus yang lebih besar. Dia datang ke dunia bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang. Sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk mengikuti teladannya, untuk mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan kita sendiri.
"Sebab jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki."
Kasih yang diajarkan Yesus pada Kamis Putih adalah kasih yang aktif dan transformatif. Ini adalah cinta yang menggerakkan kita untuk keluar dari zona nyaman kita, untuk menjangkau mereka yang membutuhkan, dan untuk mengampuni mereka yang telah menyakiti kita.
Ketika kita merayakan Kamis Putih, marilah kita merenungkan kedalaman cinta yang telah diberikan kepada kita. Marilah kita mengambil hati perintah Yesus untuk mengasihi satu sama lain dan berjuang setiap hari untuk hidup sesuai dengan rahasia cinta yang Dia ungkapkan kepada kita.
Karena dalam cinta-Nya, kita menemukan kebebasan, penebusan, dan tujuan sejati kita. Kamis Putih adalah hari yang mengubah hidup, sebuah pengingat akan kasih yang dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.