Saat kita memperingati Hari Kartini setiap tahunnya, suara perjuangan Raden Ajeng Kartini masih menggema dengan lantang di telinga kita. Seorang perempuan yang berani mendobrak batasan yang membelenggu kaumnya di masa lampau.
Kisah perjuangan Kartini bukanlah sekadar cerita masa lalu yang kita kenang setiap 21 April. Ini adalah kisah yang harus selalu kita renungkan dan relevan dengan kehidupan kita saat ini.
Perjuangan Emansipasi yang BerkelanjutanMeskipun telah lebih dari seabad berlalu, perjuangan emansipasi perempuan masih belum usai. Masih banyak perempuan yang menghadapi diskriminasi dan hambatan dalam mewujudkan potensi mereka. Kartini Day menjadi pengingat bahwa perjuangan ini harus terus berlanjut.
Perempuan hari ini memiliki akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan kesempatan, namun kesenjangan gender masih nyata. Perempuan masih sering mengalami kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Untuk meneruskan warisan Kartini, kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua orang, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Kita dapat terlibat dalam berbagai bentuk advokasi, seperti mendukung organisasi yang berfokus pada isu-isu perempuan, menentang diskriminasi gender, dan mendidik generasi muda tentang kesetaraan.
Kita juga dapat membuat perubahan dalam kehidupan kita sendiri, seperti memperlakukan semua orang dengan hormat dan kesetaraan, menantang stereotip gender, dan mendidik anak-anak kita tentang pentingnya kesetaraan.
Refleksi dan AksiKartini Day bukanlah sekadar hari libur. Ini adalah waktu untuk berefleksi tentang perjuangan para perempuan terdahulu dan mengambil tindakan untuk melanjutkan warisan mereka.
Mari kita jadikan Hari Kartini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita terhadap kesetaraan gender. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan dunia di mana semua orang, terlepas dari jenis kelamin mereka, memiliki kesempatan yang adil untuk mencapai potensi mereka.
Karena, seperti yang dikatakan Kartini sendiri, "Perempuan bukanlah manusia yang kurang akal, melainkan manusia yang kelebihan rasa."