Kecelakaan Bus Rosalia Indah: Detik-detik Mencekam yang Tak Terlupakan




Malam itu, sebuah bus Rosalia Indah melintas di ruas tol Cipularang, membelah sunyinya kegelapan. Penumpang yang terlelap dalam tidurnya tak menyangka bahwa sebentar lagi, mimpi mereka akan berubah menjadi mimpi buruk.

Tiba-tiba, sebuah suara ledakan menggelegar. Bus oleng, penumpang berteriak histeris. Kegelapan malam seketika berubah menjadi kepanikan yang tak terkendali. Tubuh penumpang terombang-ambing keras, seperti daun yang diterbangkan angin kencang. Suara benturan dan jeritan memenuhi kabin bus.

Dalam sekejap, bus terguling dan terbakar hebat. Api berkobar tinggi, menjilat langit malam. Para penumpang berjuang menyelamatkan diri, berteriak minta tolong dalam ketakutan yang tak berkesudahan.

Saat itu, waktu terasa berjalan lambat. Detik demi detik menjadi sangat berharga, seperti nyawa yang bergantung pada sehelai benang. Korban berjatuhan, terkubur di bawah puing-puing bus yang hancur lebur.

Di tengah kepanikan tersebut, ada seorang penumpang bernama Sari. Dia tersadar dari tidurnya yang lelap, masih dalam kondisi linglung. Matanya menangkap kilasan api dan mendengar suara jeritan yang mengerikan.

Insting bertahan hidup Sari berteriak kencang. Dia berusaha melepaskan diri dari reruntuhan bus yang menjepit tubuhnya. Dengan sekuat tenaga, dia mendorong besi-besi yang berat.

Akhirnya, Sari berhasil keluar dari bus yang terbakar. Dia berlari menyelamatkan diri, meninggalkan kepulan asap hitam yang menyelimuti malam yang kelam.

Berhari-hari setelah kecelakaan tragis itu, Sari masih dihantui oleh mimpi buruk. Dia tidak bisa melupakan detik-detik mencekam yang ia alami. Trauma mendalam menancap di hatinya.

Kecelakaan bus Rosalia Indah menjadi pengingat yang menyedihkan tentang betapa rapuhnya hidup. Dalam sekejap, kebahagiaan bisa berubah menjadi duka yang berkepanjangan.

Kita semua berdoa agar tragedi seperti ini tidak terulang kembali. Semoga para korban kecelakaan menemukan kedamaian, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk menghadapi kehilangan yang mendalam.