KIHAJAR STEM: Pendidikan Nasional yang Berpusat pada Murid




Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam membangun bangsa. Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, telah menorehkan gagasan brilian tentang pendidikan yang berpusat pada murid. Konsep ini, yang dikenal sebagai Kihajar STEM, menjadi landasan bagi sistem pendidikan nasional yang berfokus pada pengembangan potensi setiap anak.

Kihajar STEM berasal dari singkatan Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika. Namun, konsep ini tidak hanya terbatas pada bidang tersebut. Kihajar STEM juga mengutamakan aspek humaniora, seni, dan budaya. Tujuannya adalah untuk menciptakan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki keterampilan abad ke-21.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan haruslah "menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat". Dengan kata lain, pendidikan harus membantu anak-anak mengembangkan bakat dan minat mereka, serta membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan hidup.

Untuk mewujudkan Kihajar STEM, diperlukan beberapa prinsip dasar, yaitu:

  • Pendidikan yang berpusat pada murid: Setiap anak memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Guru harus memahami dan mengakomodasi perbedaan tersebut dengan menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dengan setiap murid.
  • Pembelajaran yang bermakna: Siswa perlu memahami tujuan pembelajaran dan melihat bagaimana materi pelajaran terhubung dengan kehidupan mereka. Pembelajaran harus dirancang agar relevan dan menarik.
  • Pendekatan hands-on dan minds-on: Siswa belajar lebih baik melalui pengalaman langsung. Aktivitas praktik dan eksperimen membantu mereka memahami konsep dan mengembangkan keterampilan.
  • Teknologi sebagai alat bantu: Teknologi dapat menjadi alat yang ampuh untuk memperkaya pembelajaran. Namun, penggunaannya harus diintegrasikan secara tepat dan tidak menggantikan interaksi manusia.
  • Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat: Pendidikan yang efektif membutuhkan kerja sama antara semua pihak yang terlibat. Guru, orang tua, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.

Kihajar STEM bukan sekadar konsep teoretis. Sudah banyak sekolah yang menerapkannya dengan sukses. Salah satu contohnya adalah Sekolah Alam Ciganjur di Jakarta. Sekolah ini menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis alam untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan pada siswa sejak usia dini.

Tantangan penerapan Kihajar STEM memang ada, seperti keterbatasan sumber daya dan perubahan pola pikir yang tidak mudah. Namun, dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat, konsep ini dapat menjadi kunci untuk membangun generasi muda yang unggul dan berdaya saing.

Sebagai generasi penerus bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan Ki Hajar Dewantara. Marilah kita tingkatkan kualitas pendidikan nasional dengan menerapkan Kihajar STEM. Bersama-sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia.

"Pendidikan yang Membebaskan, Mencerdaskan, dan Menyejahterakan"