Lini yang Memisahkan, Menyatukan, dan Mengembangkan Keindonesiaan Kita
Kita semua adalah "Lini".
Kita lahir dengan lini yang jelas di wajah kita, menandakan kita sebagai bagian dari suatu suku, etnis, atau bahkan bangsa. Lini inilah yang membedakan kita satu sama lain, tapi di saat yang sama juga yang menyatukan kita sebagai sebuah bangsa.
Lini memiliki kekuatan untuk memisahkan.
Sejarah telah membuktikan bahwa perbedaan lini dapat memicu konflik dan perpecahan. Di Indonesia saja, kita pernah mengalami ketegangan etnis dan SARA yang memakan banyak korban. Lini menjadi penghalang komunikasi, membuat kita sulit untuk memahami dan menghargai satu sama lain.
Namun, lini juga memiliki kekuatan untuk menyatukan.
Pertama, lini menciptakan rasa bangga dan identitas diri.
Kita bangga dengan budaya dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur kita. Lini membuat kita merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Kedua, lini mendorong rasa ingin tahu dan apresiasi terhadap perbedaan.
Ketika kita mengetahui bahwa ada orang-orang yang berbeda dari kita, kita akan tergerak untuk belajar tentang mereka. Apresiasi ini dapat memperkaya hidup kita dan memperluas wawasan kita.
Ketiga, lini menyediakan dasar untuk dialog dan rekonsiliasi.
Ketika kita menyadari bahwa meskipun kita berbeda, kita semua mendambakan kedamaian dan kesejahteraan, kita dapat memulai untuk mengatasi perpecahan yang telah membelah kita.
Lini adalah bagian tak terpisahkan dari keindonesiaan kita.
Lini membuat kita unik, namun juga menyatukan kita sebagai sebuah bangsa. Dengan menghargai perbedaan lini dan merayakan kesamaan kita, kita dapat membangun Indonesia yang lebih inklusif dan harmonis.
Mari kita rangkul lini kita, bukan sebagai pemisah, tetapi sebagai jembatan yang menghubungkan kita.
Mari kita gunakan lini kita untuk belajar, tumbuh, dan berkembang bersama sebagai sebuah bangsa. Mari kita jadikan lini sebagai simbol persatuan dan kebanggaan kita sebagai orang Indonesia.
Karena pada akhirnya, kita semua adalah "Lini".