M Tahir




Nama M Tahir mungkin tidak begitu familiar bagi sebagian orang, terutama di kalangan generasi muda. Namun, bagi pencinta musik melayu dan dangdut klasik, nama ini sangat melegenda.
Tahir lahir di Surabaya, 20 April 1941. Sejak kecil, ia sudah mencintai musik. Namun, karena keterbatasan ekonomi, ia baru bisa membeli gitar pertama saat berusia 17 tahun. Meski begitu, bakatnya sebagai penyanyi dan pemain gitar sangat mumpuni.
Awalnya, Tahir hanya menghibur teman-temannya dengan menyanyikan lagu-lagu Ambo menang dan lagu melayu yang populer saat itu. Suaranya yang khas, serak-serak basah, memikat hati pendengar.
Pada tahun 1964, Tahir berkesempatan rekaman dengan perusahaan rekaman Irama. Lagunya yang berjudul "Kasih" langsung meledak dan menjadi hits di seluruh Indonesia. Sukses ini membuat Tahir semakin dikenal dan mulai banyak diundang tampil di berbagai panggung.
Sejak saat itu, karier Tahir sebagai penyanyi dangdut meroket. Ia merilis banyak album, di antaranya "Kenangan Terindah" (1970), "Separuh Jiwaku Pergi" (1974), dan "Akhir Sebuah Cerita" (1978). Lagu-lagunya selalu mendapat sambutan positif dari masyarakat.
Lirik-lirik lagu Tahir biasanya bertemakan cinta dan kehidupan. Ia pandai merangkai kata-kata sehingga lagu-lagunya mudah diterima dan digemari oleh semua kalangan. Selain itu, musik dangdut yang dibawakannya juga sangat khas dan berbeda dengan dangdut masa kini.
Selain menyanyi, Tahir juga dikenal sebagai pencipta lagu. Beberapa ciptaannya yang populer antara lain "Terlena", "Sekuntum Mawar Merah", dan "Cinta Yang Terhempas". Lagu-lagunya sering dinyanyikan ulang oleh penyanyi lain, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Kesuksesan Tahir di dunia musik dangdut sangat luar biasa. Ia pernah meraih berbagai penghargaan, termasuk dari BASF Awards dan Anugerah Dangdut Indonesia. Ia juga sempat menjadi juri di beberapa ajang pencarian bakat musik dangdut.
Namun, di balik kesuksesannya yang gemilang, Tahir juga pernah mengalami pasang surut dalam kariernya. Ia sempat vakum dari dunia musik selama beberapa tahun karena masalah kesehatan. Namun, ia berhasil bangkit dan kembali berkarya, meski tidak sesering dulu.
hingga wafat pada 16 Juni 2019, Tahir tetap dikenang sebagai salah satu legenda musik dangdut Indonesia. Lagu-lagunya masih sering diputar di berbagai acara dan menjadi bagian dari khazanah musik Indonesia.