"Saya tidak pernah diam melihat ada orang yang berbuat salah. Kalau ada yang salah ya saya tegur," kata Mayjen (Purn.) Harfendi.
Polisi yang terkenal tegas ini memulai kariernya di kepolisian pada tahun 1963. Ia mengabdi selama 36 tahun dan pernah menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara dan Kapolda Metro Jaya.
Selama menjabat, Harfendi dikenal sebagai polisi yang berani dan tegas. Ia tidak segan-segan menindak tegas siapa saja yang melanggar hukum, termasuk para pejabat dan pengusaha.
Salah satu kasus yang paling terkenal adalah ketika Harfendi menindak tegas para preman yang menguasai Pasar Senen pada tahun 1980-an. Berkat ketegasannya, Pasar Senen yang sebelumnya dikuasai preman menjadi aman dan tertib.
Selain tegas, Harfendi juga dikenal sebagai polisi yang humoris. Ia sering melontarkan candaan saat bertugas, bahkan saat menghadapi situasi yang serius.
Suatu ketika, saat Harfendi sedang memimpin razia, ia bertemu dengan seorang pria yang mabuk. Pria tersebut langsung berlutut dan memohon ampun. Harfendi pun menjawab, "Kamu jangan minta ampun sama saya, tapi minta ampun sama Tuhan. Saya ini bukan Tuhan, saya hanya polisi."
Ketegasan dan humor Harfendi membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan dicintai masyarakat. Ia juga menjadi panutan bagi para polisi muda.
Setelah pensiun dari kepolisian, Harfendi tetap aktif di masyarakat. Ia mendirikan Yayasan Harapan Kita yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Pada tahun 2020, Harfendi mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Joko Widodo atas jasa-jasanya kepada negara.
Harfendi adalah sosok polisi yang tegas, humoris, dan dicintai masyarakat. Ia menjadi bukti bahwa polisi yang baik itu bukan hanya yang tegas, tapi juga yang bisa mengayomi masyarakat.