Dalam sebuah insiden yang menggemparkan, sebuah pesawat Spirit Airlines yang melakukan penerbangan dari Florida ke Haiti dihujani tembakan saat hendak mendarat di Port-au-Prince, ibu kota Haiti.
Pesawat tersebut terpaksa mengalihkan pendaratan ke Bandara Internasional Gregorio Luperón di Republik Dominika setelah seorang awak kabin terluka ringan akibat serpihan peluru.
Insiden ini memicu ketakutan dan kekhawatiran di kalangan penumpang dan kru. Seorang penumpang menggambarkan situasi tersebut sebagai "mengerikan" dan mengatakan bahwa mereka mendengar suara tembakan yang keras dan melihat percikan api di sayap pesawat.
Menyusul insiden tersebut, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) segera melarang semua penerbangan dari Amerika Serikat ke Haiti selama 30 hari. Pihak berwenang Haiti juga menutup Bandara Internasional Port-au-Prince untuk sementara waktu.
Insiden ini menjadi sorotan tajam atas meningkatnya kekerasan geng di Haiti. Dalam beberapa bulan terakhir, geng bersenjata telah melancarkan serangan ke beberapa daerah di ibu kota, menyebabkan teror dan keresahan di kalangan masyarakat.
Kejadian ini merupakan pengingat yang brutal tentang bahaya perang saudara yang sedang berlangsung di Haiti. Penduduk sipil terus menanggung akibat konflik berdarah ini, dan insiden penembakan di pesawat Spirit Airlines hanyalah salah satu contoh tragis dari kekerasan yang merajalela.
Saat dunia menyaksikan insiden mengerikan ini dengan ngeri, doa dan pikiran kita tertuju pada para korban dan keluarga mereka. Kita berharap perdamaian dan keamanan dapat segera dipulihkan di Haiti sehingga negara yang dilanda konflik ini dapat mulai membangun kembali dan sembuh dari luka-lukanya.