Pama
Cerita dari Desa yang Terlupakan
Di balik gemerlap kota-kota besar, terselip kisah tentang sebuah desa yang terlupakan. Desa Pama namanya, terletak di pelosok negeri yang sunyi. Jalanan berdebu dan rumah-rumah reyot menjadi pemandangan sehari-hari.
Hidup di Pama berjalan lambat, jauh dari hingar bingar dunia modern. Penduduknya ramah dan saling menjaga, tetapi kemiskinan menghantui setiap langkah mereka. Anak-anak berlarian tanpa alas kaki, sekolah hanya sebatas impian.
Aku pernah berkunjung ke Pama, menyaksikan sendiri getirnya kehidupan di sana. Ada seorang ibu tua bernama Mbah Sari yang selalu kutemui di pasar. Ia berjualan tempe dengan senyum getir, meski cucunya menderita sakit parah.
Aku terpukul oleh kisah Mbah Sari. Aku ingin sekali membantu, tetapi apalah dayaku yang hanya seorang pendatang. Aku hanya bisa berdoa dan berharap ada keajaiban yang datang.
Sore itu, aku duduk di beranda rumah, menyaksikan matahari perlahan terbenam. Langit berubah warna menjadi jingga keemasan, menyinari desa kecil ini dengan keindahan yang tak terduga.
Saat itulah aku melihatnya. Sebuah truk besar memasuki desa, berhenti di tengah lapangan desa. Pintu truk terbuka, dan orang-orang berlarian keluar, membawa kardus-kardus besar.
Ternyata, truk itu membawa bantuan dari sebuah organisasi amal. Ada makanan, pakaian, dan obat-obatan. Penduduk desa berjubel, menyambut kedatangan truk dengan wajah berseri-seri.
Di antara kerumunan, aku melihat Mbah Sari. Ia berdiri di pinggir, matanya berkaca-kaca. Aku menghampirinya dan memeluknya erat. Aku tahu, hari ini Pama tak lagi menjadi desa yang terlupakan.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa sekecil apapun bantuan yang kita berikan, bisa membuat perbedaan besar bagi mereka yang membutuhkan. Jangan pernah ragu untuk berbagi, karena kebaikan pasti akan kembali pada kita.
Jika kalian tertarik untuk membantu Desa Pama, kalian bisa menghubungi organisasi amal yang bersangkutan. Bersama-sama, kita bisa membuat Pama menjadi desa yang lebih baik.