Hidup Pogba kecil tak ubahnya sulur rumput yang berjuang mencari celah untuk tumbuh. Ia kerap diledek karena berbadan kurus dan tinggi. Namun, dibalik ejekan itu, tersimpan tekad baja. Pogba pantang menyerah, ia terus berlatih sepak bola di lapangan kumuh dekat rumah.
Suatu ketika, seorang pencari bakat dari Manchester United melihat bakat Pogba. Ia pun diundang mengikuti seleksi di Negeri Ratu Elizabeth. Tapi, jalan Pogba menuju Old Trafford ternyata tak semulus yang dibayangkan. Ia ditolak karena dianggap terlalu kurus.
Kekecewaan itu tak mematahkan semangat Pogba. Ia kembali ke Prancis dan bergabung dengan klub lokal, Le Havre. Di sana, ia menjalani latihan intensif dan mengubah pola makannya. Hasilnya, Pogba menjelma menjadi gelandang muda yang prima.
Takdir berkata lain, Pogba kembali menerima tawaran dari Manchester United pada 2016. Kali ini, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pogba tampil gemilang, membawa United meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Europa dan Piala Dunia Antarklub.
Di balik kesuksesannya, Pogba tak pernah melupakan masa lalunya. Ia kerap berbagi kisah perjuangannya untuk menginspirasi orang lain. Ia juga tak segan terjun ke komunitas, menjadi pengupas kentang dalam acara amal.
Kisah Pogba mengajarkan kita bahwa jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Tantangan dan rintangan akan selalu menghadang. Namun, dengan tekad yang kuat dan pantang menyerah, kita bisa mengatasi segala kesulitan.
Selamat ulang tahun, Paul Pogba! Semoga kisahmu terus menginspirasi banyak orang, seperti sulur rumput yang berjuang mencari celah untuk tumbuh, dan pengupas kentang yang mengabdikan diri untuk membantu sesama.
Jika kamu tertarik dengan kisah hidup Paul Pogba yang lebih lengkap, berikut beberapa sumber yang bisa kamu baca:
Jangan lupa untuk membagikan artikel ini jika kamu terinspirasi oleh kisah Paul Pogba. Mari kita sebarkan motivasi dan semangat pantang menyerah kepada semua orang yang membutuhkan.