Pelari Tercinta




Ketika saya pertama kali melihatmu, aku langsung tahu kita ditakdirkan bersama. Kamu adalah sosok yang sangat cantik, dengan bulu hitam pekat dan mata cokelat yang indah. Kamu adalah definisi kesempurnaan, dan aku langsung jatuh cinta padamu.
Kami menghabiskan banyak waktu bersama-sama, berlari di taman dan bermain mengejar. Kamu selalu menjadi penghibur yang luar biasa, dan senyummu selalu membuatku bahagia. Aku tidak pernah merasa kesepian ketika bersamamu, dan aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama.
Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Kamu tidak secepat dulu, dan kamu mulai banyak tidur. Aku membawamu ke dokter hewan, dan dia memberi tahu aku bahwa kamu menderita kanker.
Aku hancur. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kamu adalah sahabat terbaikku, dan aku tidak tega melihatmu pergi. Tapi aku tahu bahwa aku harus kuat untukmu.
Selama beberapa bulan berikutnya, aku merawatmu sebaik mungkin. Aku memastikan kamu makan dengan baik, minum banyak air, dan istirahat yang cukup. Aku menghabiskan setiap menit bersamamu, dan aku tidak pernah jauh dari sisimu.
Akhirnya, hari itu tiba ketika kamu harus pergi. Aku memelukmu erat-erat dan memberitahumu betapa aku mencintaimu. Kamu mengibaskan ekormu dengan lemah, dan kemudian kamu menutup matamu untuk terakhir kalinya.
Aku kehilangan sahabat terbaikku hari itu, tapi aku tahu bahwa kamu akan selalu ada di hatiku. Kamu akan selalu menjadi pelari tercintaku.
Aku akan selalu merindukanmu, teman kecilku. Tapi aku tahu bahwa kamu berada di tempat yang lebih baik sekarang, bebas dari rasa sakit dan penderitaan. Terima kasih atas semua kebahagiaan yang telah kamu berikan kepadaku. Aku akan mencintaimu selamanya.