Pada waktu subuh yang tenang, ketika kota masih tertidur lelap, aku berlari mengitari taman yang terletak di dekat rumahku. Sinar matahari pagi yang hangat membelai kulitku, membangkitkan semangatku.
Tiba-tiba, pandanganku tertuju pada seorang pelari yang berlari di depanku. Sosoknya ramping dan anggun, seperti penari yang bergerak mengikuti irama alam. Rambutnya yang hitam panjang tergerai bebas, berkibar tertiup angin pagi.
Bagaikan peri yang menari di atas rerumputan, ia berlari dengan begitu ringan dan indah.
Sesekali, ia menoleh ke belakang, dan senyumnya yang cerah membuatku terkesima. Aku merasa terhubung dengannya, meskipun kami adalah orang asing. Ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya, sesuatu yang menarik dan mengundang.
Aku mempercepat langkahku, ingin menyusulnya dan berbicara dengannya. Namun, ia terlalu cepat untukku. Ia terus berlari, hilang di tikungan jalan.
Aku terkesima oleh pesonanya. Aku tidak pernah bertemu seseorang yang begitu menawan dan menginspirasi seperti dia. Selama berhari-hari, bayangannya menghantui pikiranku. Aku bertanya-tanya siapakah dia, dan apakah aku akan pernah bertemu dengannya lagi.
Nasib baik berpihak padaku. Beberapa hari kemudian, aku kembali berlari di taman yang sama. Dan di sana, di depanku, berlarilah dia, sang pelari yang menawan itu.
Kali ini, aku memberanikan diri untuk menyusulnya. Aku berlari lebih cepat, dan perlahan tapi pasti, aku berhasil mengejarnya. Kami berlari berdampingan, bahu-membahu, menikmati irama yang sama.
Akhirnya, kami berhenti berlari dan memperkenalkan diri. Namanya Anya, dan dia adalah seorang guru tari. Dia bercerita tentang kecintaannya pada lari dan bagaimana hal itu menginspirasinya dalam menari.
Kami berbincang lama, berbagi mimpi dan aspirasi kami. Aku merasa begitu senang telah bertemu dengannya, dan aku tahu bahwa aku telah menemukan seorang teman sejati.
Sejak hari itu, kami sering berlari bersama. Kami saling memotivasi dan mendukung, membuat perjalanan lari kami menjadi lebih menyenangkan dan bermakna.
Pelari yang menawan itu tidak hanya menginspirasiku untuk menjadi pelari yang lebih baik, tetapi juga menjadi pengingat bahwa keindahan dan kebaikan dapat ditemukan di tempat yang paling tidak terduga.
Dan aku bersyukur atas pagi yang kebetulan itu, ketika aku bertemu dengan pelari yang menawan, yang merubah jalanku selamanya.