Masa pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu menjadi momen yang menegangkan bagi para orang tua dan calon siswa. Persaingan yang ketat dan sistem penerimaan yang rumit seringkali membuat mereka merasa stres dan khawatir.
Saya sendiri pernah merasakan debaran jantung saat mendaftarkan anak saya ke sekolah menengah pertama beberapa tahun lalu. Berbagai macam sistem penerimaan bermunculan, mulai dari jalur prestasi, zonasi, hingga yang paling mendebarkan, yaitu jalur undian. Kami pun harus berjuang keras mengumpulkan dokumen-dokumen persyaratan yang lengkap dan mempelajari strategi pendaftaran sebaik mungkin.
Suasana di tempat pendaftaran tak kalah menegangkan. Kerumunan orang berjubel, saling berdesak-desakan untuk mendapatkan giliran mendaftar. Panitia pelaksana juga tampak kewalahan menghadapi antusiasme yang tinggi dari para peserta. Yang membuat saya kagum adalah semangat para orang tua yang rela mengantre berjam-jam demi anaknya. Mereka bertekad untuk memberikan pendidikan terbaik bagi buah hati mereka.
Sistem zonasi yang dianut beberapa sekolah memang menimbulkan pro dan kontra. Ada yang menganggapnya adil karena memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa di wilayah tertentu. Namun, ada pula yang menilai sistem ini kurang mempertimbangkan prestasi dan bakat siswa. Bagi saya pribadi, sistem zonasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Di satu sisi, bisa menjamin pemerataan akses pendidikan. Di sisi lain, bisa membatasi pilihan sekolah bagi siswa berprestasi tinggi.
Persaingan dalam PPDB memang tidak bisa dihindari. Namun, saya percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi dan bakatnya masing-masing. Tidak perlu berkecil hati jika tidak diterima di sekolah favorit. Masih banyak sekolah lain yang bisa menjadi pilihan dan memberikan pendidikan yang berkualitas.
Bagi para calon siswa dan orang tua, janganlah terlalu terpaku pada gengsi sekolah. Yang terpenting adalah mencari sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak. Sekolah yang baik bukan hanya dilihat dari namanya yang besar, tetapi juga dari kualitas pengajaran, lingkungan belajar, dan guru-gurunya.
PPDB adalah sebuah proses yang menantang, tetapi juga bisa menjadi pengalaman yang berharga. Bagi saya, perjuangan mendaftarkan anak ke sekolah menengah pertama adalah sebuah kenangan yang tak terlupakan. Itulah saat di mana saya belajar tentang ketekunan, semangat, dan cinta kasih seorang orang tua.
Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk tetap optimistis dan percaya pada kemampuan anak-anak kita. Mari kita dukung mereka dalam meraih cita-citanya, apapun sekolah yang mereka pilih.