PPDB Lampung: Kisah Pilu di Balik Pintu Harapan




Di tangan mungilnya, genggaman erat itu tak mampu melepas secarik kertas berisi hasil seleksi PPDB Lampung. Air mata membasahi pipinya, membekukan harap yang baru saja dibangunnya. Dengan langkah gontai, ia berjalan pulang, meninggalkan impiannya yang pupus.

PPDB Lampung, sebuah sistem seleksi masuk sekolah yang seharusnya menjadi jembatan menuju masa depan, kini menjelma gerbang keputusasaan bagi banyak siswa. Persaingan yang ketat, fasilitas yang tak memadai, dan sistem yang rumit telah menciptakan kesenjangan pendidikan yang memprihatinkan.

Kisah pilu yang tersembunyi di balik pintu harapan...
  • Siti, seorang siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, terpaksa mengubur impiannya masuk SMA favorit karena terganjal sistem zonasi yang mengutamakan domisili.
  • Andi, seorang anak yatim piatu, ditolak mendaftar di SMA terdekat karena kuota untuk siswa tidak mampu sudah penuh.
  • Rina, seorang siswa berkebutuhan khusus, terkendala fasilitas sekolah yang tidak ramah disabilitas sehingga kesulitan mengikuti proses seleksi.

Kisah-kisah miris ini hanyalah secuil dari kenyataan pahit yang terjadi di PPDB Lampung. Sistem yang seharusnya adil dan merata justru menjadi sumber kekecewaan dan ketidakadilan. Persaingan yang tak sehat menciptakan budaya titip menitip dan pungutan biaya tak resmi, menggerogoti esensi pendidikan yang mulia.

Bukan sekadar angka, ini masa depan anak-anak kita...

PPDB Lampung bukan sekadar seleksi masuk sekolah. Ini adalah tentang kesempatan anak-anak kita untuk meraih masa depan yang lebih baik. Ketika sistem ini gagal memberikan akses pendidikan yang adil dan berkualitas bagi semua, maka masa depan anak-anak kita pun dipertaruhkan.

Kita tidak bisa tinggal diam menyaksikan ketimpangan pendidikan ini terus berlanjut. Pemerintah daerah, pihak sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memperbaiki sistem PPDB Lampung agar tidak ada lagi siswa yang harus menangisi impian mereka yang pupus.

Mari kita ciptakan sistem PPDB yang adil, transparan, dan akuntabel. Mari kita pastikan semua anak, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan yang layak.

Karena di balik setiap pintu harapan, seharusnya ada kesempatan, bukan penolakan. Mari kita buka lebar pintu itu untuk semua siswa Lampung, agar mereka bisa meraih masa depan yang lebih cerah.