Sebagai seorang mahasiswa baru, saya selalu merasa kagum dengan dosen saya, Prof. Salim Said. Beliau adalah seorang sosiolog terkemuka, tetapi di balik reputasinya yang mengesankan, beliau adalah seorang pendidik yang rendah hati dan penyayang.
Suatu hari, saya berkesempatan menghadiri salah satu kuliahnya. Beliau memulai dengan sebuah kisah yang menggelikan tentang pengalamannya melakukan penelitian di desa terpencil. Dengan mata berbinar-binar dan senyum lebar, beliau menceritakan bagaimana warga desa menyambutnya dengan curiga, mengira beliau adalah seorang agen rahasia. Namun, berkat kehangatan dan humornya, beliau akhirnya berhasil menjalin ikatan dengan masyarakat dan memperoleh wawasan berharga.
Prof. Said tidak hanya mengajar kami tentang teori-teori sosiologi, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan. Beliau sering menekankan pentingnya empati, menghormati perbedaan, dan memperjuangkan keadilan sosial. "Sosiologi bukanlah sekadar mempelajari masyarakat," katanya, "tetapi juga mengubahnya menjadi lebih baik."
Salah satu pengalaman paling berkesan dengan Prof. Said adalah ketika beliau membawa kami ke sebuah panti jompo. Beliau ingin menunjukkan kepada kami bagaimana masyarakat seringkali melupakan orang-orang tua. Selama kunjungan itu, kami berbincang dengan para penghuni, mendengarkan cerita mereka, dan membagikan senyuman. Saya tersadar bahwa di balik dinding-dinding panti jompo itu terdapat kehidupan yang kaya akan sejarah, kebijaksanaan, dan ikatan manusia.
Prof. Said mengajari kami bahwa sosiologi bukan hanya tentang angka dan fakta, tetapi juga tentang orang-orang nyata dan kehidupan mereka. Beliau menginspirasi kami untuk melihat dunia dengan mata yang lebih luas, berempati dengan yang tertindas, dan menjadi agen perubahan positif.
Saya bersyukur pernah memiliki Prof. Salim Said sebagai dosen. Beliau tidak hanya membagikan ilmunya, tetapi juga menyentuh hati kami dan membentuk kami menjadi individu yang lebih sadar dan peduli.
Sekarang, sebagai seorang sarjana sosiologi, saya sering merenungkan ajaran Prof. Said. Saya berusaha menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan yang beliau ajarkan, dan menggunakan pengetahuan sosiologis saya untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Saya percaya bahwa warisannya akan terus menginspirasi generasi sosiolog masa depan.