Di Laut Palk, antara pesisir Sri Lanka dan India, bersemayam sebuah pulau kecil yang sarat akan sejarah dan kontroversi: Pulau Katchatheevu. Pulau yang tak lebih dari 285 hektar ini telah menjadi pertikaian antara kedua negara selama bertahun-tahun, sebuah kisah yang menganyam perselisihan teritorial, konflik politik, dan ikatan budaya.
Kisah Katchatheevu dimulai pada tahun 1974, ketika Sri Lanka dan India menandatangani perjanjian untuk memberikan pulau tersebut kepada Sri Lanka sebagai imbalan atas hak penangkapan ikan tradisional bagi nelayan Tamil India di perairan sekitarnya. Kesepakatan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan perselisihan yang sudah berlangsung lama, namun malah memicu masalah baru.
Bagi banyak nelayan Tamil India, Katchatheevu adalah tanah leluhur. Mereka telah melaut di perairan di sekitarnya selama berabad-abad, dan pulau tersebut menjadi tempat istirahat dan perlindungan yang penting. Pengalihan pulau tersebut ke Sri Lanka dipandang sebagai pengkhianatan terhadap tradisi dan mata pencaharian mereka.
Sentimen ini diperkuat oleh kunjungan perdana menteri India saat itu, Indira Gandhi, ke pulau tersebut pada tahun 1976. Kunjungannya disambut dengan protes keras dari kelompok nasionalis Tamil di Sri Lanka, yang melihatnya sebagai pelanggaran kedaulatan mereka. Sejak itu, Katchatheevu menjadi simbol ketegangan yang berkelanjutan antara kedua negara.
Namun, di balik perselisihan teritorial, ada juga kisah tentang hubungan budaya dan kemanusiaan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Pulau Katchatheevu telah menjadi titik temu bagi nelayan dari kedua negara, di mana mereka bertukar barang, menceritakan kisah, dan membangun persahabatan.
Ada juga kuil khusus untuk dewa Hindu, San Pedro, yang terletak di pulau itu. Kuil ini menjadi tempat ziarah bagi umat dari kedua negara, menciptakan ikatan religius yang melampaui batas politik.
Kisah Pulau Katchatheevu adalah kisah yang rumit dan berlapis, di mana perselisihan teritorial bertabrakan dengan hubungan budaya. Ini adalah pengingat bahwa bahkan dalam konflik politik, kemanusiaan dan ikatan bersama dapat berkembang.
Di masa depan, pulau ini mungkin akan tetap menjadi sumber perselisihan. Namun, penting untuk tidak membiarkan pertikaian ini mengaburkan hubungan budaya yang kuat yang telah dijalin oleh masyarakat di kedua sisi selama bertahun-tahun. Pulau Katchatheevu adalah pengingat bahwa bahkan di tengah ketidaksepakatan, persatuan dan pemahaman dapat ditemukan.
EpilogPada tahun 2019, pemerintah Sri Lanka dan India mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan pengelolaan bersama Pulau Katchatheevu. Perkembangan ini menunjukkan bahwa kedua negara menyadari pentingnya menemukan solusi yang mempertimbangkan sensitivitas sejarah dan budaya dari pulau tersebut. Meskipun jalan menuju resolusi mungkin panjang, pembicaraan ini menawarkan secercah harapan bahwa pulau yang telah menjadi sumber pertikaian ini dapat berubah menjadi simbol kerja sama dan rekonsiliasi.