Ramon Bueno Sang Legend Sebenarnya




Rasa penasaran saya tentang sosok Ramon Bueno kembali terusik ketika saya membaca berita Kudeta di Stadion GBK 10 Maret 1962. Ramon Bueno berperan sebagai tokoh kunci dalam tragedi sepakbola tersebut. Ia adalah pemain sepak bola legendaris Indonesia yang terkenal dengan teknik ciamiknya.

Masa Kecil dan Bakat Sepak Bola

Ramon Bueno lahir di Jakarta pada 29 Januari 1934. Ia mulai menunjukkan bakat sepak bolanya sejak kecil. Pada usia 16 tahun, ia bergabung dengan klub Jakarta Football Club (JFC). Bakatnya yang luar biasa membuat ia cepat masuk ke tim inti dan menjadi andalan JFC.

Masa Kejayaan

Pada tahun 1956, Ramon Bueno bergabung dengan tim nasional Indonesia. Ia sukses membawa Indonesia meraih medali perak pada Asian Games 1958. Ramon Bueno juga turut serta dalam Olimpiade Melbourne 1956, meskipun Indonesia tidak lolos dari babak penyisihan grup.

Legenda di Persija Jakarta

Ramon Bueno meninggalkan JFC dan bergabung dengan Persija Jakarta pada tahun 1959. Di klub ini ia mencapai masa kejayaan sebagai pemain sepak bola. Bersama Persija, Ramon Bueno mempersembahkan banyak gelar, termasuk Liga Indonesia sebanyak 3 kali dan Piala Indonesia sebanyak 2 kali.

Ramon Bueno dikenal sebagai gelandang serang yang lincah dan memiliki teknik yang luar biasa. Ia terkenal dengan tendangan bebas dan penalti yang akurat. Tak heran jika ia dijuluki "si Kaki Emas". Ramon Bueno juga merupakan pemain yang sangat cerdas dan mampu mengatur ritme permainan dengan baik.

Kudeta di Stadion GBK

Pada 10 Maret 1962, terjadi sebuah peristiwa kelam dalam sejarah sepakbola Indonesia yang dikenal dengan Kudeta di Stadion GBK. Saat itu, Indonesia sedang menghadapi Vietnam Utara dalam pertandingan persahabatan. Di tengah pertandingan, sekelompok pendemo masuk ke lapangan dan menyerbu Ramon Bueno beserta pemain Tim Nasional lainnya.

Ramon Bueno menjadi sasaran amuk massa karena dianggap sebagai pemain Persija yang terkenal dekat dengan PSSI pusat. Ia mengalami luka serius pada wajah dan tangan. Kejadian ini menjadi noda hitam dalam sepakbola Indonesia dan membuat Ramon Bueno trauma.

Akhir Karier

Setelah peristiwa Kudeta di Stadion GBK, Ramon Bueno memutuskan untuk gantung sepatu. Ia merasa kecewa dan tidak lagi merasa aman bermain sepak bola di Indonesia. Ramon Bueno memilih untuk melatih klub-klub kecil di Jakarta dan menjadi komentator sepak bola.

Meninggal Dunia

Ramon Bueno meninggal dunia pada 6 September 2012 di usia 78 tahun. Ia pergi meninggalkan kenangan indah sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Ramon Bueno dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Ramon Bueno tidak hanya dikenal sebagai pemain sepak bola yang handal, tetapi juga sebagai sosok yang rendah hati dan dermawan. Ia sering membantu pemain-pemain muda dan tidak jarang menyumbangkan hartanya untuk kegiatan sosial.

"Ramon Bueno adalah legenda sepakbola Indonesia. Ia adalah pemain yang berbakat, cerdas, dan rendah hati. Karyanya akan selalu dikenang oleh pecinta sepak bola Indonesia."