Salim Said lahir di Solo pada tahun 1943. Ia tumbuh dalam keluarga yang mencintai seni dan sastra. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan karya-karya sastra klasik dan modern. Kecintaannya pada sastra semakin besar saat ia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, di mana ia banyak membaca dan menulis karya sastra.
Setelah lulus kuliah, Salim Said memulai kariernya sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia. Namun, ia tidak melupakan hasratnya menulis. Ia terus menulis cerpen, novel, dan esai yang banyak dimuat di berbagai media cetak. Salah satu karya awal Salim Said yang paling terkenal adalah "Perawan Rembang". Novel ini mengisahkan tentang seorang gadis desa yang berjuang melawan tradisi dan adat istiadat yang mengungkungnya.
Dalam karya-karyanya, Salim Said sering mengangkat tema-tema sosial dan budaya. Ia mengkritisi kesenjangan sosial, ketidakadilan, dan tradisi yang menghambat kemajuan. Tulisannya yang tajam dan lugas mendapat banyak pujian dari para kritikus sastra.
Selain sebagai sastrawan, Salim Said juga dikenal sebagai akademisi dan kritikus sastra. Ia pernah mengajar di beberapa universitas ternama di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Sebagai kritikus sastra, Salim Said dikenal karena pandangannya yang tajam dan wawasannya yang luas.
Salim Said tutup usia pada tahun 2003 di usia yang relatif muda, yaitu 54 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia sastra Indonesia. Namun, karya-karyanya akan terus hidup dan menginspirasi generasi penerus.
Salah satu hal yang membuat Salim Said begitu menginspirasi adalah kegigihannya dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Kisah hidup dan karya-karya Salim Said menjadi bukti bahwa sastra dapat menjadi kekuatan yang transformatif. Melalui karyanya, ia telah membuka mata banyak orang terhadap masalah-masalah sosial dan budaya, serta mendorong mereka untuk berpikir kritis dan memperjuangkan keadilan.
Salim Said akan selalu dikenang sebagai salah satu sastrawan besar Indonesia. Warisannya akan terus menginspirasi banyak orang untuk terus berkarya dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.