Sang Juru Damai dari Manado: Perjalanan Simon Aloysius Mantiri




Di sudut kota Manado, di tengah hiruk pikuk kehidupan, muncul sosok yang bagaikan pelangi selepas hujan—Simon Aloysius Mantiri. Namanya terukir dalam sejarah kota ini sebagai wali kota yang penuh dedikasi, pemimpin yang berjiwa besar, dan penjaga perdamaian sejati.

Perjalanan Mantiri tak pernah lepas dari aroma perdamaian. Sejak kecil, ia telah menyaksikan kerusuhan yang mengguncang kota kelahirannya. Tragedi itu membara dalam dirinya, memicu tekad yang kuat untuk membangun kota yang harmonis dan bersatu.

Berbekal pendidikan di bidang hukum, Mantiri melangkah ke dunia politik dengan penuh semangat. Ia berkampanye bukan dengan janji-janji muluk, melainkan dengan aksi nyata. Ia menyapa warga dari rumah ke rumah, mendengarkan keluh kesah mereka, dan berupaya mencarikan solusi.

Saat terpilih sebagai wali kota pada tahun 2016, Mantiri langsung tancap gas. Ia memulai dengan mereformasi birokrasi yang selama ini dianggap berbelit-belit. Pelayanan publik disempurnakan, kemudahan berinvestasi diperluas, dan transparansi di setiap lini pemerintahan menjadi prioritas utama.

Tak lupa, Mantiri juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Ia memperluas jangkauan layanan kesehatan, meningkatkan kualitas pendidikan, dan memberdayakan masyarakat miskin. Di bawah kepemimpinannya, Manado bertransformasi menjadi kota yang lebih sejahtera, maju, dan bermartabat.

Namun, yang paling menonjol dari kepemimpinan Mantiri adalah upayanya dalam menjaga perdamaian. Ia menjembatani kesenjangan antarumat beragama, membangun dialog antar kelompok yang berbeda, dan menciptakan ruang publik yang inklusif bagi semua.

Salah satu inisiatif paling briliannya adalah Festival Bunaken. Acara tahunan ini menyatukan orang-orang dari seluruh penjuru Manado dalam sebuah perayaan budaya dan toleransi. Di sana, anak-anak dari berbagai latar belakang bermain bersama, orang tua bertukar cerita, dan perbedaan menjadi jembatan penghubung, bukan pemisah.

Kegigihan Mantiri dalam membangun perdamaian menginspirasi banyak pihak. Pada tahun 2022, ia menerima Penghargaan PBB untuk Promosi Toleransi dan Kerukunan Beragama. Pengakuan internasional ini menjadi bukti nyata bahwa Manado telah menjadi model bagi kota-kota lain dalam menjaga harmoni dan persatuan.

Di balik kesuksesannya, Mantiri tetaplah sosok yang rendah hati. Ia sering mengatakan bahwa damai itu bukan sekadar kata-kata, tapi sebuah perjalanan yang harus ditempuh bersama. "Perdamaian itu bukan hanya tentang memelihara ketertiban," katanya, "tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana setiap orang bisa hidup dengan bermartabat dan bahagia."

Simon Aloysius Mantiri, sang juru damai dari Manado, telah membuktikan bahwa perdamaian bukanlah sebuah utopia, melainkan sebuah kenyataan yang bisa dicapai melalui kepemimpinan yang bijaksana, kerja keras, dan komitmen yang tak tergoyahkan. Kisahnya menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa perdamaian itu mungkin, selama kita tetap memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan menjadi jembatan penghubung bagi semua.