Dalam sebuah hutan yang rimbun dan tenang, hiduplah seekor katak kecil yang bernama Kiko. Kiko adalah katak yang periang dan suka bernyanyi. Setiap pagi, ia akan duduk di atas batu besar dan melantunkan lagu-lagunya yang ceria, membuat semua penghuni hutan ikut berdendang.
Suatu hari, ketika Kiko sedang asyik bernyanyi, datanglah seekor burung besar bernama Koko. Koko adalah burung yang sombong dan suka meremehkan yang lain. "Hei, Katak kecil! Suaramu jelek sekali! Mana bisa dibandingkan dengan kicauanku yang merdu?" kata Koko dengan nada mengejek.
Kiko terkejut mendengar kata-kata Koko. Ia merasa sedih dan malu. Ia pun berhenti bernyanyi dan bersembunyi di balik semak-semak. Hari-hari berikutnya, Kiko tidak lagi bernyanyi. Ia takut diejek oleh Koko lagi.
Melihat Kiko yang murung, teman-temannya merasa iba. Mereka pun berusaha menghiburnya. "Jangan dengarkan omongan Koko, Kiko. Suaramu itu indah! Kamu harus terus bernyanyi," kata Kelinci, temannya yang paling dekat.
Dengan dukungan dari teman-temannya, Kiko memberanikan diri untuk kembali bernyanyi.
Awalnya, ia masih merasa takut dan ragu. Namun, lama-kelamaan ia mulai merasa lebih percaya diri. Suara nyanyiannya yang ceria pun kembali terdengar di seluruh hutan.
Tak disangka, Koko yang sombong itu justru terpesona oleh suara Kiko.
Ia menyadari bahwa meskipun Kiko kecil, suaranya memiliki kekuatan untuk membuat orang lain bahagia. Sejak itu, Koko pun tidak lagi meremehkan Kiko dan malah menjadi salah satu penggemar setianya.
Kisah Kiko, sang katak kecil, mengajarkan kita bahwa kita tidak boleh menyerah pada kata-kata negatif orang lain. Kita harus terus percaya pada diri sendiri dan mengejar mimpi kita. Karena pada akhirnya, yang terpenting adalah menjadi diri kita sendiri dan membuat orang lain bahagia dengan cara kita sendiri.
Jadilah seperti Kiko, sang katak yang berani mengejar mimpinya dan membuktikan bahwa bahkan yang terkecil pun dapat membuat perbedaan.