Sekali Manusia




Di tengah hiruk-pikuk kota yang tidak pernah tidur, aku sering merenungkan apa artinya menjadi manusia. Apakah itu hanya sekadar daging dan tulang, atau ada sesuatu yang lebih dalam?

Aku teringat sebuah kisah yang diceritakan oleh nenekku. Dikisahkan, ada seorang pria muda bernama Aiman yang hidup di zaman dahulu. Dia tampan, cerdas, dan memiliki semua yang diinginkan oleh siapa pun dalam hidup.

Namun, di balik topeng sempurna itu tersembunyi sebuah kehampaan. Aiman tidak merasa terhubung dengan dunia di sekitarnya. Dia merasa seperti pengamat asing, menyaksikan kehidupan berlalu tanpa benar-benar menjadi bagian darinya.

Suatu hari, Aiman bertemu seorang bijak tua yang tinggal di hutan. Sang bijak melihat kesedihan di mata Aiman dan berkata, "Kau mencari makna dalam hal-hal eksternal, anak muda. Tapi makna sejati ditemukan di dalam dirimu sendiri."

Aiman tertegun dengan kata-kata bijak itu. Dia menghabiskan berhari-hari di hutan, bermeditasi dan merenungkan hidupnya. Perlahan tapi pasti, dia mulai memahami kebenaran di balik kata-kata itu.

Dia menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kekayaan atau status. Itu datang dari koneksi dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan alam. Aiman juga menyadari bahwa dia memiliki kekuatan untuk menciptakan kenyataan sendiri melalui pikiran dan tindakannya.

Ketika Aiman kembali ke desa, dia adalah orang yang sangat berbeda. Dia tidak lagi menjadi orang yang kosong dan tidak terhubung. Dia telah menjadi "sekali manusia" yang sejati, seseorang yang hidup dengan tujuan dan gairah.

Kisah Aiman menginspirasiku untuk mempertanyakan apa artinya menjadi manusia. Apakah itu tentang mengejar kenyamanan material atau mencari makna yang lebih dalam? Aku percaya bahwa kita semua memiliki potensi untuk menjadi "sekali manusia", untuk hidup dengan tujuan dan gairah.

Namun, jalan untuk menemukan kemanusiaan kita sendiri bukanlah jalan yang mudah. Itu membutuhkan keberanian untuk melihat ke dalam diri kita sendiri, untuk menghadapi kegelapan kita, dan untuk menemukan cahaya yang bersinar di dalam kita.

Jika kita bersedia melakukan perjalanan ini, kita akan menemukan bahwa "sekali manusia" kita bukan sekadar aspirasi. Itu adalah kenyataan yang menunggu untuk diwujudkan.

Jadi, marilah kita semua berjuang untuk menjadi "sekali manusia". Mari kita hidup dengan tujuan, gairah, dan koneksi. Karena di sanalah kita akan menemukan makna sejati dalam hidup kita.