Lahir di Amsterdam pada tahun 1943, Idzes memulai karirnya di Shell Oil pada tahun 1966. Berkat kerja keras dan dedikasinya, ia terus menanjak hingga menduduki posisi puncak di perusahaan multinasional tersebut.
Pada tahun 2009, Idzes menerima tawaran untuk memimpin Pertamina. Saat itu, perusahaan sedang berada dalam kondisi yang kurang baik. Namun, di tangan dingin Idzes, Pertamina bertransformasi menjadi perusahaan yang kuat dan menguntungkan.
Salah satu keberhasilan Idzes adalah merevitalisasi Kilang Balongan. Kilang minyak terbesar di Indonesia ini mengalami penurunan produksi yang signifikan. Dengan kepemimpinan Idzes, Kilang Balongan kembali beroperasi secara optimal dan menghasilkan keuntungan besar bagi Pertamina.
Selain itu, Idzes juga memfokuskan diri pada pengembangan sumber daya manusia. Ia percaya bahwa kunci kesuksesan perusahaan terletak pada karyawan yang kompeten dan berdedikasi. Di bawah kepemimpinannya, Pertamina berhasil menarik dan mengembangkan banyak talenta terbaik di Indonesia.
Keberhasilan Idzes tidak hanya berdampak pada Pertamina, tetapi juga pada industri minyak dan gas di Indonesia. Ia memprakarsai pendirian Indonesian Petroleum Association (IPA) yang menjadi wadah bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Filosofi Kepemimpinan Idzes