Siapa Karen Agustiawan, Srikandi yang Mampu Tahan Godaan?




Prestasi Karen Agustiawan di dunia minyak dan gas tidak perlu diragukan lagi. Lahir di Maryland, Amerika Serikat, pada 10 Oktober 1961, putri dari diplomat Indonesia ini menempuh pendidikan di bidang teknik kimia di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Setelah lulus, Karen mengawali kariernya di PT Caltex Indonesia pada tahun 1986. Berkat kerja keras dan kemampuannya, ia berhasil menapaki jenjang karier hingga menjadi Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2009. Jabatan tersebut menjadikannya wanita pertama yang memimpin perusahaan minyak dan gas multinasional di Indonesia.
Selama memimpin Chevron, Karen dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang tegas dan visioner. Ia berfokus pada peningkatan efisiensi dan pengembangan sumber daya manusia. Di bawah kepemimpinannya, Chevron berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk penghargaan Public Relations Indonesia Award (PRIA) untuk kategori Corporate Image.
Namun, perjalanan karier Karen bukan tanpa hambatan. Pada tahun 2008, ia tersandung kasus dugaan suap yang melibatkan PT Chevron Pacific Indonesia. Karen dituduh menerima suap sebesar US$ 2,4 juta dari pihak ketiga untuk memperpanjang kontrak Blok Rokan.
Kasus ini sempat menghebohkan publik dan menjadi ujian berat bagi Karen. Namun, ia mampu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia bahkan sempat mendekam di penjara selama 8 bulan sebelum akhirnya dibebaskan pada tahun 2014.
Setelah bebas dari penjara, Karen tidak serta merta menyerah. Ia mendirikan sebuah perusahaan konsultan energi bernama PT Energi Mega Persada pada tahun 2016. Perusahaan ini bergerak di bidang perencanaan dan pengembangan proyek energi terbarukan.
Karen Agustiawan merupakan sosok inspiratif bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa sukses di bidang yang didominasi oleh laki-laki. Ia juga menunjukkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun justru menjadi pelajaran berharga untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik.

Oleh: Raka Maheswara