Lahir di Riyadh pada tahun 1935, Salman adalah anak ke-25 dari Ibnu Saud, pendiri Arab Saudi. Ia dididik di sekolah pangeran terkemuka dan memperoleh gelar di bidang hukum dan ilmu politik. Sejak muda, Salman menunjukkan minat yang besar dalam urusan pemerintahan dan kemasyarakatan.
Perjalanan Salman menuju takhta dimulai pada tahun 1954 ketika ia ditunjuk sebagai gubernur provinsi Riyadh. Di bawah kepemimpinannya, provinsi tersebut mengalami transformasi ekonomi dan sosial yang signifikan. Keberhasilan ini mengantarkannya ke posisi Menteri Pertahanan dan Penerbangan pada tahun 1962.
Dalam peran ini, Salman memainkan peran penting dalam memodernisasi dan mempersenjatai angkatan bersenjata Saudi. Ia juga mengawasi pengembangan industri pertahanan dalam negeri, menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu pemimpin global di bidang ini.
Setelah kematian Raja Abdullah pada tahun 2015, Salman naik takhta pada usia 79 tahun. Sejak saat itu, ia telah membuat sejumlah perubahan kebijakan yang signifikan, termasuk mengurangi subsidi energi dan mendiversifikasi perekonomian. Ia juga telah memimpin Arab Saudi dalam perang saudara di Yaman dan menghadapi kritik internasional atas penahanan aktivis hak asasi manusia.
Terlepas dari kontroversi ini, King Salman tetap menjadi tokoh yang sangat dihormati di dalam dan luar negeri. Ia dipandang sebagai pemimpin yang bijaksana dan berpengalaman yang telah membimbing Arab Saudi melalui masa-masa perubahan yang menantang.
Warisan King Salman akan terus diperdebatkan selama bertahun-tahun yang akan datang. Namun, tidak dapat disangkal bahwa ia telah menjadi kekuatan pendorong dalam membentuk lanskap politik dan budaya Arab Saudi modern.