Di pelosok desa Semarang, nama "Sumala" mengundang ketakutan yang mencekam. Sosoknya selalu hadir dalam cerita-cerita seram yang diwariskan turun-temurun. begitu senja tiba, tak ada warga yang berani menginjakkan kaki ke luar rumah, karena mereka percaya Sumala akan menampakkan diri.
Asal-usul Sumala bermula dari kisah seorang wanita bernama Sulastri. Demi memiliki momongan, ia nekat membuat perjanjian dengan iblis. Sebagai bayaran, ia melahirkan bayi kembar, Kumala dan Sumala. Namun, Sumala memiliki sifat berbeda dari saudarinya. Ia jahat, kejam, dan gemar menyiksa orang-orang yang ditemuinya.
Seiring berjalannya waktu, Sumala semakin ganas. Ia menjelma menjadi sosok hantu yang meneror warga desa. Rambutnya panjang dan kusut, matanya merah menyala, dan suaranya berbisik menyeramkan.
Suatu malam, sekelompok pemuda nekat menantang Sumala. Mereka bersembunyi di balik pohon dan menunggu hantu tersebut lewat. Saat Sumala muncul, mereka langsung menerjang dan menyerangnya. Namun, kekuatan Sumala terlalu besar. Ia mampu mengalahkan mereka dengan mudah, bahkan ada yang kehilangan nyawa.
Sejak saat itu, ketakutan terhadap Sumala semakin besar. Tak ada seorang pun yang berani mengganggunya atau bahkan membicarakan namanya. Sumala menjadi momok yang menghantui warga desa selamanya.
Hingga kini, kisah Sumala masih diceritakan dari mulut ke mulut. Beberapa orang percaya bahwa ia hanyalah mitos, sementara sebagian lainnya yakin bahwa Sumala memang benar-benar ada. Yang pasti, nama Sumala telah menjadi simbol ketakutan dan teror yang melegenda di pelosok desa Semarang.
Jadi, jika Anda berniat mengunjungi desa tersebut, selalu ingat untuk mematuhi aturan: jangan keluar malam hari, jangan berbicara tentang Sumala, dan selalu berhati-hati terhadap hal-hal yang tak kasat mata.