Pernahkah kamu membayangkan hidup di sebuah penjara vertikal di mana makanan hanya turun dari atas dan setiap orang hanya bisa makan yang tersisa? inilah cerita The Platform, sebuah film horor Spanyol yang akan membuat kamu terhenyak.
Goreng, seorang pria muda yang baru saja masuk penjara, harus bertahan hidup dalam sistem yang mengerikan ini. Tiap lantai dihuni oleh dua tahanan yang hanya memiliki waktu dua menit untuk makan sebelum platform makanan turun ke lantai berikutnya.
Orang-orang di lantai atas bisa makan sepuasnya, sementara mereka di lantai bawah harus berjuang keras untuk mendapatkan makanan. Goreng menyadari bahwa sistem ini tidak adil dan berupaya untuk mengubahnya.
The Platform tidak segan-segan menampilkan kekerasan yang sangat eksplisit dan mengerikan. Dalam perjuangan untuk bertahan hidup, para tahanan tidak segan untuk membunuh atau memakan satu sama lain.
Di balik kengeriannya, The Platform juga menyoroti kritik sosial yang tajam. Film ini mengeksplorasi kesenjangan ekonomi, ketimpangan sosial, dan sifat manusia yang kejam.
Saat Goreng turun lebih dalam ke platform, dia melihat sekilas keputusasaan yang menyelimuti para tahanan. Mereka yang di lantai bawah telah kehilangan harapan dan hanya bisa bertahan hidup dengan mengemis atau memakan kotoran mereka sendiri.
The Platform penuh dengan simbolisme yang kuat. Platform makanan itu sendiri mewakili kesenjangan antara kaya dan miskin. Kotoran yang dimakan para tahanan melambangkan degradasi dan keputusasaan.
Film ini diakhiri dengan sebuah twist yang mengejutkan dan mengganggu. Setelah perjuangan panjang, Goreng akhirnya mencapai lantai atas dan mendapati bahwa makanan tetap berlimpah. Namun, itu hanya fatamorgana kejam yang menghancurkan semua harapannya.
The Platform adalah film yang mengerikan, namun juga mencerahkan. Film ini memaksa kita untuk menghadapi realitas ketimpangan sosial dan sifat gelap manusia. Ini adalah film yang akan menghantui kamu lama setelah menontonnya.